Salin Artikel

Menengok Kampus yang Jadi Pemicu Seteru Menkumham dengan Walikota Tangerang

TANGERANG, KOMPAS.com - Pernyataan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H Laoly, saat peresmian Gedung Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Politeknik Imigrasi di Jalan Satria Sudirman Tanah Tinggi, Kota Tangerang pada 3 Juli 2019 mencuatkan konflik lama antaran Pemerintah Kota Tangerang dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). 

Saat itu Yasonna menyindir Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah yang tak kunjung memberikan izin mendirikan bangungan (IMB) untuk bangunan di atas lahan milik Kemenkumham di  Kota Tangerang itu. Arief dinilai telah menghalani perizin itu.

Namun Arief membantah tudingan Yasonna. Dia mengatakan, peruntukan lahan itu aslinya untuk ruang terbuka hijau (RTH). Sementara proses perubahan peruntukan belum selesai hingga saat ini.

Konflik itu terus bergulir. Pemkot menghentikan sejumlah layanan seperti lampu jalan, air bersih, pengangkutan sampah untuk gedung-gedung dan warga yang tinggal di kompleks perumahan yang awalnya merupakan perumahan karyawan Kemenkumham.

Kini konflik itu berujung pada aksi saling lapor ke kepolisian antaran Pemkot Tangerang dan Kemenkumham.

Pada Rabu (17/7/2019) siang tadi Kompas.com mengunjugi kampus itu. Sebelumnya beredar kabar gedung itu disegel Pemkot Tangerang.

Namun ternyata gerbang kampus  yang berada dalam kompleks Balai Kota Tangerang itu bisa dibuka dan dimasuki wartawan. Setelah melewati gerbang, terlihat dua petugas keamanan tak berseragam, seorang polisi, dan sejumlah wartawan.

Bergeser sedikit ke dalam, terlihat sebuah prasasti yang bertulis "Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa Kampus Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Politeknik Imigrasi diresmikan 8 Juli 2019".

Prasasti itu ditanda tangani Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H Laoly.

Di sebelah kiri prasasti terbentang lahan yang kosong yang rumputnya baru saja dipangkas. Diujung lahan ada sejumlah pohon pisang.

Gedung kampus itu berada di sebelah kanan prasasti. Jalanan menuju gedung tampak diaspal dan diberi trotoar.

Desain gedung didominasi kaca berwarna biru bening, sebagian dinding tampak berwarna merah dan putih.

Pintu gedung kampus terkunci sehingga tak bisa dimasuki. Namun dari kaca terlihat beberapa ruang kelas. Di dalamnya sudah tersusun kursi-kursi, papan tulis, dan meja guru yang dipasangi sound system.

Di seberang kampus ada gedung rektorat. Dinding gedung berwarna putih dengan jendela berwarna biru tembus pandang.

Seorang petugas berpakaian hijau tampak menyiram tanaman menggunakan selang.

Petugas keamanan di kampus itu mengatakan, tak ada pemutusan air di lokasi itu.

"Kalau lampu saya kurang tahu, karena jaganya siang doang," katanya.

Dia juga tidak tahu tentang kabar penyegelan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/17/18522801/menengok-kampus-yang-jadi-pemicu-seteru-menkumham-dengan-walikota

Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke