BEKASI, KOMPAS.com - Situs penyedia data polusi udara, www.airvisual.com mencatat kualitas udara Kota Bekasi, Jawa Barat tidak sehat pada Jumat (16/8/2019) malam.
Data AirVisual hingga pukul 21.00 WIB menyebut, kualitas udara Bekasi ditandai dengan warna merah (tidak sehat), dengan tingkat kualitas udara 154.
Kondisi ini membuat Bekasi sejajar dengan Hanoi, Vietnam yang menempati posisi ketiga di antara kota-kota besar dunia dengan polusi udara terburuk malam ini. Jakarta, dengan tingkat kualitas udara 131 berada tepat satu peringkat di bawah Hanoi.
Pengukuran AirVisual terhadap kualitas udara dilakukan menggunakan parameter PM (particulate matter) 2,5 alias pengukuran debu berukuran 2,5 mikron berstandar US AQI (air quality index).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan, ambang batas sehat konsentrasi PM 2,5 di sebuah kota tak dapat lebih dari 25 mikrogram per meter kubik dalam 24 jam.
Konsentrasi PM 2,5 Bekasi melampaui ambang tersebut dengan torehan 60,7 mikrogram per meter kubik, sementara Jakarta konsentrasi PM 2,5-nya "cuma" 47,8 mikrogram per meter kubik.
Dengan tingkat polusi seperti ini, kualitas udara di Bekasi dapat mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan jantung, terutama pada kelompok sensitif dengan risiko tinggi.
Untuk itu, kelompok sensitif di Bekasi direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan. Warga yang beraktivitas di luar ruang dianjurkan untuk mengenakan masker guna menangkal polusi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/16/22165591/sudah-malam-udara-bekasi-masih-tidak-sehat