"Kami punya ambulans di setiap puskemas, jumlahnya ada 30 lebih. Kami punya ambulans di setiap kecamatan. Jadi sebenarnya enggak kurang," kata Arief saat dihubungi, Minggu (25/8/2019).
Ia mengatakan, pihaknya tidak perlu sampai menambah ambulans atau mobil jenazah setelah terjadinya peristiwa di Puskemas Cikokol itu.
Ia mengatakan, pihaknya hanya perlu mengubah standar prosedur operasional agar kasus serupa tidak terjadi lagi.
"Saya perintahkan untuk segera dirubah SOP (standard operating procedure)-nya dan disosialisasikan karena untuk kepentingan masyarakat dan emergency," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, seorang pria bernama Supriyadi (40) menggotong jenazah keponakannya yang meninggal karena tenggelam di Kali Cisadane Tangerang. Supriyadi mengangkat keponakannya dengan berjalan kaki karena ingin segera memakamkan keponakannya tersebut.
Awalnya, ia meminta agar Puskesmas Kecamatan Cikokol menggunakan ambulans yang ada di Puskesmas. Namun pihak Puskesmas tidak menyanggupi karena ambulans itu ditujukkan untuk antar jemput warga yang sakit.
Supriyadi yang pernah bekerja sebagai sekuriti Rumah Sakit memaklumi hal tersebut karena memang itu tertera dalam SOP Puskesmas.
Namun keinginan untuk segera memakamkan keponakannya membuat ia berinisiatif menggendong jenazah Muhammad Husen (9) sebelum akhirnya ditolong pengendara mobil yang melintas.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/26/07114821/walikota-tangerang-ambulans-tak-kurang-sop-perlu-diubah-agar-warga