JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala sekolah SDN Cilincing 07 pagi Juhaedin mengaku khawatir penyakit pneumonia akibat menghirup asap pembakaran arang dan peleburan timah yang diderita salah seorang gurunya juga dialami oleh warga sekolah lain.
"Secara otomatis untuk kita semua ia merasa khawatir. Takutnya penyakit dari teman kita yang sudah merasakan juga kita rasakan," kata Juhaedin saat ditemui di lokasi sekolah, Kamis (12/9/2019)
Juhaedin mengatakan paparan asap industri rumahan tersebut sudah bertahun-tahun jadi masalah di lingkungan sekitar.
Bahkan berdasarkan keterangan dari salah seorang guru yang tinggal di lingkungan itu, industri pembuatan arang tersebut sudah ada ketika ia pertama kali tinggal di sana tahun 1970-an.
Dulu, usaha milik warga itu beroperasi siang sampai malam. Namun setelah beberapa kali mediasi, akhirnya kegiatan pembakaran batok kelapa untuk dijadikan arang dan peleburan timah itu dilakukan dari sore hari.
Namun sisa asap dari pembakaran itu tetap saja masih dirasakan baik warga sekolah maupun masyarakat sekitar.
"Karena terbawa dari sana, keramik jadi hitam, di meja hitam. Sampai daun pisang yang ditanam sekolah juga hitam. Ini enggak ada gunung meletus tetapi daun hitam sekali," ucap Juhaedin.
Bau arang dan lelehan timah juga selalu tercium di ruang kelas saat kegiatan belajar mengajar dilakukan. Biasanya, kata dia, bau lebih kuat tercium setelah pukul 18.00 WIB apabila kegiatan pembakaran sudah dimulai.
Sebelumnya diberitakan, salah seorang guru SDN Cilincing 07 pagi berinisial S mengalami pneumonia akut. Diduga penyakit gangguan pernapasan itu disebabkan oleh paparan asap pembakaran arang dan peleburan timah yang tak jauh dari sekolah tersebut.
S didiagnosa menderita pneumonia sejak awal Maret 2019 lalu. Sejak itu, ia sudah tiga kali diopname di rumah sakit.
Adapun warga Cilincing, Jakarta Utara memang mengeluhkan keberadaan dari industri pembakaran arang dan peleburan timah yang ada di Jalan Inspeksi Cakung Drain.
Asap yang bau dan menyakiti mata dari industri rumahan tersebut dianggap mengganggu aktivitas warga. Terlebih lagi jarak dari industri tersebut menuju SD Cilincing 07 Pagi yang hanya beberapa ratus meter membuat warga khawatir dengan kondisi kesehatan anak mereka.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/12/22523961/diduga-akibat-asap-peleburan-timah-di-cilincing-keramik-kelas-jadi-hitam