Salin Artikel

Mengantar Habibie ke Pusara, Kembali di Samping Ainun

Mereka datang untuk memesan satu karangan bunga yang sama, yakni bertuliskan "Turut Berduka Cita" dan dikirimkan ke satu alamat yang sama di Jalan Patra Kuningan XIII Blok L15/7 No 5, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Rabu (11/9/2019).

Siapa sangka, bunga itu dikirimkan atas nama Bacharuddin Jusuf Habibie. Ya, sore itu menjadi sore terakhir yang dijalani Habibie selama hidupnya. Dia meninggal dunia pukul 18.05 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Seketika, rumah presiden ke-3 RI yang semula sepi berubah jadi ramai. Karangan bunga berdatangan, wartawan berkerumunan memenuhi jalan, tokoh–tokoh besar pun hadir.

Tidak lama berselang, jenazah sang pencipta pesawat N250 pun disemayamkan di kediamnya sebelum dimakamkan pada esok hari. Sesuai dengan permintaanya semasa hidup, Habibie akan dimakamkan di samping pusara sang istri, Hasri Ainun Habibie.

Hari mulai berganti, namun kabut duka masih tetap sama. Suasana berkabung masih sangat terasa sejak Kamis (12/9/2019) pagi.

Mereka yang tidak percaya dengan kepergian Habibie bergantian membuat posting kalimat berkabung di media sosial. Kalimat-kalimat duka dalam posting itu seakan menjadi mewakili masyarakat Indonesia yang tidak bisa mengantar Habibie ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Kamis pagi, rumah Habibie kian ramai. Bukan hanya diramaikan awak media, warga juga berbondong–bondong ingin melihat presiden ketiga RI untuk terakhir kalinya.

Bukan hanya di kediaman Habibie, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan tempat Habibie dan Ainun akan bersama lagi juga sudah ramai sedari pagi.

Satu per satu wajah–wajah yang akrab di layar kacar hingga mereka yang tidak dikenali sama sekali, berkumpul menjadi satu untuk menyambut kedatangan salah satu putra terbaik bangsa ini.

Andi Cing Cing salah satunya. Wanita berusia 50 tahun ini datang langsung dari Kalimantan Selatan. Dia merupakan tetangga Habibie semasa tinggal di Parepare.

Karena kesannya yang mendalam kepada Habibe, Cing Cing rela menempuh perjalanan jauh Jakarta–Kalimantan demi melihat Habibie untuk terakhir kalinya.

"Saya ketemu terakhir kali dua tahun lalu waktu ayah saya meninggal, beliau datang. Benar-benar orang yang baik," kata Cing Cing.

Hari semakin siang, matahari semakin menunjukkan kehebatannya. Panas menyengat sudah pasti tidak dapat dihindari lagi. Namun, pancaran sinar matahari yang menjilat kepala dan punggung tidak menyurutkan warga yang berdiri berjam-jam di sepanjang jalan Kalibata untuk menunggu kedatangan Habibie.

Tepat pukul 12.24 WIB, rombongan pengantar jenazah pun berangkat dari kediaman Habibie. Setiap "jengkal" laju mobil jenazah sangat menyita mata masyarakat Indonesia.

Pasalnya perjalanan menuju TMP Kalibata pun disiarkan secara langsung oleh televisi.

Warga Jakarta pun juga demikian. Banyak dari mereka yang menunggu disepanjang jalan hanya untuk melihat mobil jenazah Habibie.

Di Sepanjang jalan Gatot Subroto misalnya, rombongan langsung disambut lambayan tangan warga, ada yang memberi hormat, menggemakan "takbir", tidak ketinggalan mengacungkan smart phone setinggi-tingginya demi mengabadikan momen sekali seumur hidup ini.

Mereka tahu Habibie tidak akan membalas lambaian, teriakan atau hormat mereka. Namun setidaknya itulah yang bisa mereka lakukan untuk melepas kepergian beliau.

Pukul 13.33 WIB, mobil jenazah pun sampai di TMP Kalibata. Warga yang sedari pukul 09.00 WIB menunggu, tampak tidak bisa menahan diri untuk mencoba mendekat ke mobil.

Teriakan takbir pun bergema di mana–mana menyambut kedatangan jenazah.

"Allahuakbar... allahuakbar..." teriak mereka di sepanjang jalan depan TMP Kalibata.

Upacara pemakaman ala militer pun berlangsung khusyuk. Semua pejabat negara yang hadir menundukan kepala ketika jenazah secara perlahan diturunkan ke dalam liang lahat.

Inilah yang dinginkan Habibie. Kembali bersama dengan Ainun sudah diimpikannya sejak 22 Mei 2010, sejak sang pujaan hati pergi menghadap Sang Pencipta lebih dahulu.

Banyak yang bilang mereka berdua sudah bahagia karena bertemu kembali di keabadian. Walau sebenarnya tidak ada yang tahu kehidupan apa yang terjadi setelah kematian.

Namun, indahnya kisah cinta Habibie-Ainun selama di bumi seperti meyakinkan kita bahwa kemesraan mereka akan langgeng ketika bertemu di surga.

"Saya ingat, sembilan tahun yang lampau, di sini juga, kita melihat upacara pemakaman Ibu Ainun, istri Bapak, Mama kita tercinta dengan upacara yang tidak kalah dari segi kehikmatan. Mereka sekarang bisa bersatu dalam akhirat, suatu hal yang didamba-dambakan oleh Bapak semenjak Ibu wafat," demikian sepenggal kalimat yang diucapkan putra sulung Habibie, Ilham Akbar Habibie usai prosesi pemakaman.

Selamat jalan Habibie, impian mu kini sudah tergenapi, kembali bersama sang kekasih. Mungkin Ainun juga sangat merindukan mu di atas sana.

Sekarang tidak ada lagi yang bisa memisahkan kalian berdua....

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/13/08414491/mengantar-habibie-ke-pusara-kembali-di-samping-ainun

Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke