"Listriknya dinaikan dari 4.400 watt jadi 11.000 watt," kata Juhaedin di lokasi sekolah, Rabu (18/9/2019)
Penaikan daya listrik itu dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan listrik dari exhaust, kipas uap, dan akuarium yang dipasang di tujuh kelas tersebut.
Sejatinya, kata Juhaidin, pihak sekolah ingin menaikkan daya listrik sekolah menjadi 24.000 watt mengingat pada tahun ajaran 2019/2020 ini seluruh SD akan melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer tingkat SD.
Namun, peningkatan daya listrik ini dilakukan secara bertahap mengingat besarnya biaya yang dikeluarkan
Kurang lebih Rp 7 juta biaya yang harus dikeluarkan sewaktu menaikkan daya listrik tersebut. Selain itu, Juahedin biaya listrik bulan yang biasa sekitar Rp 3 juta per bulannya, diprediksi Juhaedin meningkat dua kali lipatnya.
Namun seluruh biaya tersebut akan ditanggung oleh Dinas Pendidikan melalui anggaran Sudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara
"Biaya tidak akan dibebankan kepada orang tua murid. Sekarang pokoknya biaya pendidikan SD dan SMP di Jakarta gratis," ujar Juhaedin.
Juhaedin turut menjelaskan bahwa dirinya juga dibantu PLN dalam menyegerakan penaikan daya listrik sekolah tersebut.
"Karena biasa lima hari kerjam Tapi karena ini instruksi Gubernur DKI jadi langsung diapasang jam 10.00 WIB. Jadi PLN tidak menghambat," ucapnya.
Adapun pemasangan filter udara di sekolah tersebut sesuai dengan instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bentuk solusi jangka pendek dari polusi udara yang disebabkan industri pembakaran arang dan peleburan timah.
Hingga Rabu sore, baru satu dari tujuh kelas yang filter udaranya terpasang sempurna. Namun, pemasangan filter udara ini ditargetkan selesai pada esok hari.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/18/21390501/sdn-07-cilincing-naikkan-daya-listrik-sekolah-terkait-pemasangan-filter