DUA pekan berturut-turut, demo mahasiswa yang terjadi di ibu kota dan sejumlah daerah menghiasi halaman-halaman pemberitaan.
Di sejumlah daerah, seperti di Yogyakarta, demo berlangsung damai. Sementera di daerah lain, termasuk Jakarta, demo berakhir rusuh dari sore hingga dini hari.
Apa yang sesungguhnya terjadi?
Demo pelajar yang janggal
Salah satu yang menarik perhatian dari aksi unjuk rasa itu adalah hadirnya para pelajar secara masif. Laporan dari lapangan menyebutkan, mereka adalah para pelajar Sekolah Kejuruan Teknik (dulu bernama STM).
Tiga kali dalam dua pekan mereka turun ke jalan. Saat ditanya, banyak dari mereka yang tidak paham benar apa yang tengah diperjuangkan.
Belakangan ada video viral di media sosial yang menggambarkan dua orang berseragam SMA. Mereka bukan pelajar, tapi petugas keamanan dan nelayan.
Di latar belakang video itu menampilkan gambar kantor polisi.
AIMAN berusaha mencari alamat mereka. Berhasil. AIMAN mendapatkan wawancara eksklusif.
Saksikan tayangan lengkap wawancaranya di program AIMAN, Senin (7/10/2019), pukul 20.00.
Salah seorang dari mereka saya temui di dalam ruang tahanan Polres Jakarta Utara. Satu orang lainnya saya temukan berada di Tipar, Cakung, Jakarta Utara. Saya mewawancarai ibu kandungnya.
“Saya hanya diberikan Rp 10 ribu,” kata Widodo, salah seorang demonstran “jadi-jadian” kepada saya.
Tak dibayar hingga ditangkap polisi
Rupanya banyak dari mereka yang belum dibayar dan ditelantarkan.
Saat bentrok dengan polisi sebagian dari mereka kelelahan dan tak kuat berlari. Polisi menangkap mereka dengan mudah.
Dari pengakuan mereka, kasus demonstran “jadi-jadian” ini terbongkar.
Penelusuran AIMAN, para pengunjuk rasa ini tak hanya berasal dari Jakarta. Mereka datang dari sejumlah daerah di Jawa Barat seperti Subang, Cianjur, dan Karawang.
Latar belakang mereka
Program AIMAN yang akan tayang pada 7 Oktober 2019 pukul 20.00 di KompasTV, akan mengungkap lengkap siapa mereka. Tayangan malam nanti menggambarkan bagaimana saya berkeliling mencari mereka.
Saya menggali apa pekerjaan mereka termasuk siapa sosok yang mengorganisir mereka.
Yang menarik, Sang Pengajak dan Pemberi Uang hilang sampai sekarang. Tak ada satu pun yang mengetahui keberadaan bahkan latar belakang mereka.
Tujuan pertama penelusuran saya adalah wilayah Tipar, Cakung. Di sana tinggal Rahmat Hidayat. Sosok Rahmat muncul dalam video yang beredar di media sosial.
Dalam video itu ia mengaku diminta oleh seseorang bernama Taufik Ilham Riyadi.
Perjalanan pertama saya adalah mengunjungi wilayah Tipar Cakung, di mana video seseorang yang mengaku bernama Rahmat Hidayat berasal. Dalam video ia mengaku diminta oleh seseorang yang bernama Taufik Ilham Riyadi.
Saya juga bertemu dengan sejumlah warga hingga Ketua RT dan juga Ketua RW di tempat tinggal Rahmat. Dari mereka saya mendapatkan sejumlah informasi.
Saya juga mendapatkan kesaksian Profesor Hermawan Sulistyo, dosen Universitas Bhayangkara, yang sempat mewawancarai para pengunjuk rasa ini. Hermawan sering menjadi investigator di sejumlah kasus kerusuhan.
"Saya ketemu mereka di kawasan Pondok Indah (Jakarta Selatan). Saya tanyakan kepada mereka, dikasih uang berapa? Lalu mereka menjawab, ini Pak baru Rp 10.000, sisanya Rp 100 ribuan belum dibayar. Orang yang janjikan malah hilang!" cerita Hermawan.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat mengungkapkan bahwa ada pihak-pihak yang memanfaatkan para pelajar ini.
"Kelompok yang melakukan aksi-aksi ini semula murni dari adik-adik mahasiswa. Ada pihak-pihak yang memanfaatkan, mengambil momentum ini untuk agenda tersendiri, bukan agenda (menolak) RUU," ujar Tito dalam konferensi pers di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (26/9/2019).
"Ada agenda politis yang tadi disebutkan Pak Menko Polhukam, yaitu untuk menjatuhkan pemerintah yang sah secara konstitusional," lanjut dia.
Pola yang sama dengan rusuh pasca-Pilpres
Apa yang terjadi kemarin mirip dengan apa yang terjadi pada 22 Mei pasca-Pilpres lalu.
"Ada indikasi orang besar di balik dua kerusuhan yang sama!" ungkap Ketua Komnas HAM Taufan Damanik.
Taufan menjawab pertanyaan saya tentang siapa yang bisa menggerakkan ini dan mengapa kerusuhan terulang.
O iya, bicara soal kerusuhan 21-22 Mei 2019, ada hal yang belum terjawab hingga kini: ada korban tewas tapi tak terungkap siapa penembaknya.
Pola yang sama terulang dalam unjuk rasa di depan DPR kemarin: ada yang memasok massa, membuat rusuh, dan memunculkan korban.
Catatan untuk penegak hukum: segala tindak pidana di balik kasus besar tak boleh dibiarkan tak terungkap!
Saya Aiman Witjaksono.
Salam!
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/07/08464821/eksklusif-aiman-menelusuri-misteri-demonstran-jadi-jadian