Salin Artikel

Riwayatmu Kini Pohon Angsana di Trotoar Cikini

Pemilik akun Twitter @galeshka dan @kemalarsjad yang terlebih dahulu menginformasikan foto tersebut dan menjadi perbincangan di media sosial.

Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengakui adanya sejumlah pohon yang ditebang demi revitalisasi trotoar di Cikini.

Adapun pepohonan yang ditebang itu ialah pohon angsana dan pohon beringin.

Berikut Kompas.com rangkum seputar penebangan pohon-pohon itu:

Ditebang agar tak merusak drainase

Suzi menjelaskan, sejumlah pohon di lokasi revitalisasi trotoar Cikini ditebang untuk peremajaan pohon pelindung.

Pada 1970-an angsana dan beringin ditanam untuk mempercepat penghijauan kota Jakarta.

Kini umur angsana itu semakin tua, struktur cabang dan batangnya pun mudah keropos dan rapuh.

"Sehingga dikhawatirkan mudah patah cabang dan bahkan tumbang. Dampaknya tentu membahayakan pengguna jalan, apalagi keberadaannya di trotoar," kata dia, Senin (4/11/2019).

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, selain peremajaan, penebangan pohon di  trotoar Cikini dilakukan karena merusak saluran air atau drainase.

Tak hanya itu, Hari menyebut pohon-pohon tersebut juga merusak konstruksi jalan.

"Sebelum menebang itu kan kita dapat rekomendasi dari Dinas Kehutanan, dilihat dari sisi jenis pohonnya itu pohon Angsana sudah tua. Kedua, itu di bawahnya ngerusak saluran drainase. Ketiga, merusak konstruksi jalan," ujar Hari.

Menurut Hari, jika tidak ditebang, maka pohon-pohon tersebut bisa menganggu trotoar dan jalanan.

Pro dan kontra warga

Ditebangnya pohon-pohon angsana dan beringin yang selama ini menghiasi trotoar Cikini nyatanya menuai tanggapan pro dan kontra dari warga, khususnya pejalan kaki yang kerap melintas di kawasan itu.

Sejumlah warga mengaku tak nyaman dengan adanya penebangan pohon itu. Sebab kawasan itu semakin terlihat gersang dan tambah panas.

Seperti salah satunya, Sigit Marsoni (34), salah satu pejalan kaki yang melintas di kawasan itu menyayangkan penebangan pohon di trotoar.

Sebab, sejak pohon-pohon itu ditebang, suasana menjadi panas karena tak ada yang menghalau sinar matahari.

Sigit mengatakan, sebelum pepohonan itu ditebang, kondisi trotoar tampak asri. Bahkan, kata Sigit, pepohonan ini sering digunakan pejalan kaki untuk berteduh di kala panas dan hujan. 

Kini, suasana asri itu pun berubah menjadi gersang.

“Lihat saja sudah ada pengerjaan revitalisasi ya, kan berdebu. Nah, ditambah pohon pada ditebang. Jadi kelihatan banget gersangnya," kata Sigit.

Beda halnya, Shinta, pejalan kaki lainnya setuju dengan penebangan ponon itu. Sebab khawatir jika musim hujan nantinya, pohon itu malah membahayakan.

“Iya ada untungnya juga pohonnya ditebang, kan sebentar lagi musim hujan ya supaya mencegah pohon tumbang juga kan,” kata Shinta.

Ia pun menyarankan, pemerintah untuk menanam ulang lagi pepohonan baru di trotoar itu. Sehingga, trotoar itu kembali menjadi asri seperti sedia kala.

Akan diganti dengan tanaman penyerap polutan

Kekhawatiran pejalan kaki tentang penebangan pepohonan itu dijawab oleh Pemprov DKI Jakarta, khususnya Dinas Kehutan.

Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan, pohon-pohon yang ditebang di lokasi revitalisasi trotoar di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, akan diganti dengan pohon pelindung jenis lain.

Pohon yang akan ditanam adalah pohon yang mampu menyerap polutan seperti tanaman tabebuya.

Pohon tabebuya (handroanthus chrysotrichus) dari Brasil itu belakangan ini memang banyak ditanam di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta.

“Tujuannya agar polusi dari kendaraan bermotor dapat langsung diserap mulai dari level bawah oleh tanaman semak tersebut sampai level atas, yaitu oleh pohon pelindung," ucap Suzi.

Pohon angsana disebut lebih mampu serap polutan

Meski Pemprov DKI Jakarta menyebut tanaman yang akan ditanam mampu menyerap polutan, pendapat berbeda dikatakan Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin. Dia menyayangkan penebangan pohon itu.

Menurut Safrudin, pohon angsana lebih memiliki kemampuan besar untuk menyerap karbondiokisda.

Safrudin atau lebih akrab disapa Puput mengatakan, angsana mampu menyerap 310 gram polutan atau karbondioksida per jam.

“Sedangkan, tabebuya yang nantinya akan dijadikan pohon angsana hanya memiliki 7,8 peren atau 24,2 gram menyeral karbondioksida perjamnya,” ucap Puput.

Pemprov menyatakan, penebangan itu lantaran pohonnya sudah tua dan rapuh hingga dikhawatirkan tumbang. Menanggapi itu, menurut Puput, tak seharusnya pohon angsana itu ditebang.

Sebab risiko batang tumbang itu bisa diantisipasi dengan pemangkasan dahan secara teratur.

“Jadi bisa pamrih membisniskan kayu Angsana yang dalam perdagangan dikategorikan sebagai narra (mudah dikerjakan dalam pembuatan perkakas) atau rosewood (kayu keras berwarna merah tua),” ucapnya.

Seharusnya, pemprov tetap bisa melindungi pepohonan itu tanpa mengorbankan fungsi pohon tersebut.

“Sebab pohon angsana itu merupakan penyerap karbondioksida terbesar dan bisa melindungi ekologi dan iklim kota Jakarta,” tuturnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/05/10062331/riwayatmu-kini-pohon-angsana-di-trotoar-cikini

Terkini Lainnya

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke