Muncul rencana dari Pemerintah Provinsi DKI untuk menanam pohon tabebuya sebagai pengganti pohon angsana.
Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin pun mempertanyakan alasan Pemprov DKI Jakarta menebang pepohonan itu.
Menurut dia, pohon angsana lebih ampuh menyerap karbondiokisda dibanding pohon tabebuya.
Safrudin atau lebih akrab disapa Puput mengatakan, angsana mampu menyerap 310 gram polutan atau karbondioksida per jam.
“Lebih besar kemampuan angsana untuk menyerap karbondioksida. Pohon tabebuya yang nantinya akan dijadikan pohon angsana hanya memiliki 7,8 persen atau 24,2 gram menyerap karbondioksida per jamnya,” ucap Puput, saat dihubungi, Senin (4/11/2019)
Puput mengatakan, seharusnya Pemprov bisa merawat pohon angsana itu tanpa menebangnya.
Kekhawatiran batang pohon tumbang itu bisa diantisipasi dengan pemangkasan dahan secara teratur.
“Bisa dengan pemangkasan teratur atau bisa dengan pamrih membisniskan kayu angsana yang dalam perdagangan dikategorikan sebagai narra (mudah dikerjakan dalam pembuatan perkakas),” ucapnya.
Sebelumnya, Sebuah foto yang menunjukkan bekas pohon ditebang di lokasi revitalisasi trotoar di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, viral di media sosial.
Pemilik akun Twitter @galeshka dan @kemalarsjad yang terlebih dahulu menginformasikan foto tersebut dan menjadi perbincangan di media sosial.
Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Suzi Marsitawati mengakui adanya sejumlah pohon yang ditebang demi revitalisasi trotoar di Cikini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/05/11115301/kpbb-pohon-angsana-lebih-ampuh-serap-polutan-dibanding-tabebuya