Salin Artikel

Warga Kompleks Pinisi dan Trimaran PIK Protes Pagar Dibongkar untuk Jalan

Agus Widjaja, kuasa hukum warga Komplek Pinisi dan Trimaran mengatakan, sebelum pagar itu dijebol, jalanan itu hanya bisa diakses warga kompleks.

"Jadi itu jalan mentok enggak bisa tembus ke jalan raya. Karena itu jalan hijau dan di peta pemda itu enggak ada, jadi itu jalan dipaksain tembusin ke Jalan Raya," kata Agus saat dihubungi Senin (11/11/2019).

Ia menyebutkan, jalan tersebut berada di jalur hijau dan berada di bawah kabel sutet sehingga tidak layak dijadikan jalanan umum.

Ia melanjutkan, pembongkaran tersebut justru memberi rasa tidak aman bagi warga sekitar.

"Jadi sekarang warga merasa kurang aman padahal kan enggak ada urgensinya itu jalan ditembusin 20 meter dari situ kan sudah ke jalan yang sama," ucap Agus.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, saat ini sudah tidak ada pagar yang menutup jalan menuju kompleks tersebut baik dari sisi Jalan Marina Raya maupun dari Jalan Pantai Indah Timur.

Dari sisi pintu masuk kompleks Jalan Pantai Indah Timur terlihat bekas potongan pagar di sisi kiri dan kanan jalan. Di belakang pos keamanan, tampak ada bekas atap gerbang menuju kompleks yang sudah dibongkar.

Meski sudah tidak ada gerbang masuk, saat ini yang diperbolehkan masuk hanya warga kompleks. Sekuriti kompleks yang berjaga tampak memberikan kartu parkir setiap kendaraan masuk komplek tersebut.

Sementara itu, dari sisi Jalan Marina Raya juga terlihat bekas pagar yang sudah dipotong pihak Pemerintah Kota Jakarta Utara.

Berdasarkan keterangan sekutriti, dahulunya lokasi tersebut tertutup pagar besi sehingga kendaraan tidak bisa melintas.

Namun saat ini, pagar tersebut telah terbuka lebar. Sudah ada paving blok baru yang membuat jalanan komplek terhubung dengan jalan raya.

Di tengah jalan raya tersebut terdapat sebuah pos sementara yang dihuni oleh sejumlah petugas penangannan prasarana dan sarana umum (PPSU).

Edy Junaedi, salah seorang petugas PPSU menyebutkan bahwa ia secara bergantian dengan rekan-rekannya menjaga lokasi tersebut.

"Sudah dua minggu ini saya jaga disini, sebelum pagar dibongkar sampai sekarang. Saya juga kurang paham disuruh jagain apa," ucapnya.

Ia menyampaikan bahwa warga sempat memasang spanduk-spanduk penolakan pada Minggu malam. Namun ditertibkan Satpol PP yang membongkar gerbang tersebut siang tadi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/11/19410571/warga-kompleks-pinisi-dan-trimaran-pik-protes-pagar-dibongkar-untuk-jalan

Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke