Salin Artikel

Politeknik Negeri Jakarta Buka Program Khusus Penyandang Disabilitas

Mimpi mereka untuk berkuliah masih sulit untuk digapai lantaran para penyadang disabilitas membutuhkan perlakuan khusus dalam proses belajar mengajar.

Namun, Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) membuat mimpi mereka untuk mengenyam pendidikan menjadi nyata. Kampus yang terletak di Depok, Jawa Barat membuka program pendidikan Manajemen Pemasaran untuk Warga Negara Berkebutuhan Khusus (WNBK).

Politeknik Negeri Jakarta merupakan satu-satunya politeknik di Indonesia yang membuka program khusus bagi penyandang disabilitas.

Program pendidikan ini sudah ada sejak tahun 2013 yang disahkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No 96/F/0/2013 pada 17 April 2013.

Adapun pendiri pertama program MP-WNBK ini adalah Dewi Akbar, Ketua Prodi MP-WNBK yang pertama.

Anita Rahmawati, dosen MP-WNBK menjelaskan bahwa ada perbedaan dalam mengajar mahasiswa program ini dibanding mahasiswa pada program reguler.

“Cara mengajarnya secara umum, namun butuh waktu dan perhatian lebih ekstra dalam mendampingi mereka dibandingkan kelas reguler,” ujar Anita.

Dalam proses belajar-mengajar, Anita memberikan cara yang berbeda dalam mengajar tergantung jenis disabilitasnya.

“Kalau mahasiswa tuna rungu biasanya lebih banyak teori atau tulisan dan menggunakan alat bantu yang menerjemahkan suara ke tulisan dalam proses belajar. Sedangkan kalau yang bermasalah dengan konsentrasi, maka harus lebih insentif mengajarnya,” katanya.

Anita menambahkan, dalam program ini, mahasiswa lebih banyak praktikum ketimbang teori. Ada empat konsentrasi yang dibuka di MP-WNBK, yakni art and craft, aplikasi komputer dan programming, desain grafis, dan seni.

Adapun jumlah dosen yang mengajar di program setara D III atau diploma ini terdapat 20 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Sedangkan jumlah mahasiswa yang aktif ikut perkuliahan adalah 70 orang.

Setiap tahun, program ini hanya menerima 20 orang saja.

Di awal perkuliahan, semester satu dan dua, mahasiswa khusus itu akan mengikuti mata kuliah, yaitu manajemen pemasaran sebagai proses observasi dalam menentukan minat dan bakat.

Kemudian di semester selanjutnya, para mahasiswa ini akan mengikuti mata kuliah sesuai konsentrasi yang diminati dengan arahan dosen.

Dalam proses belajar, para mahasiswa akan membuat sebuah sebuah karya berdasarkan konsentrasi yang dituju. Nantinya, karya-karya ini akan dipamerkan setiap tahun di sebuah eksebisi.

Sedangkan untuk lulus dari program ini, para mahasiswa mendapatkan tugas akhir di semester enam berupa karya dan tulisan yang didampingi oleh dosen. Tulisan itu membahas karyanya, seperti cara pemasaran, promosi, serta deskripsi karya tersebut.

Karya itu nantinya akan dipamerkan di eksebisi dan mempertunjukkan karya seni teater dan tari yang diadakan setiap tahun. Eksebisi itu dilakukan di berbagai tempat, seperti Gedung Kesenian Usmar Ismail dan Kementrian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Republik Indonesia.

Dalam pameran itu, tak hanya karya dari semester enam saja, tetapi juga karya dari mahasiswa semester dibawahnya.

Dalam mendukung bakat mahasiswanya, MP-WNBK juga membentuk band yang terdiri dari mahasiswa penyandang disabilitas. Band ini bernama Wanna Be Kool Band atau yang diikenal WNBK Band.

Band ini beranggotakan Adhika Widyandara sebagai drummer, Rafif Dewantara (keyboardist), Arinanda Mukti Prabowo (gitaris), Andika Adi Pradana (bassist), serta Naufal Ade Raihan dan Muhammad Aulia (vokalis.) WNBK Band sudah sering tampil untuk mengisi berbagai acara dan pernah meraih juara III dalam acara “Autism Awarness Day 2019”.

Selain itu, terdapat juga pelatihan yang bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti pelatihan International Computer Training (ICT) dari Korea Society Rehabilition of Persona with Disabilities (KRPD) dan kerja sama dengan BPRTIK Kemenkominfo yang dapat melatih kemampuan mereka.

Untuk tes masuknya ada empat jenis tes, yaitu tes akademik (pengetahuan dasar), tes non-akademik (keahlian), tes psikologi, serta tes wawancara.

Tak hanya wawancara pribadi, tetapi juga wawancara calon mahasiswa dan orang tua mahasiswa. Untuk biaya perkuliahan per semester di program MP-WNBK pada saat ini berkisar Rp 5 juta.

Vera (50), salah satu orang tua mahasiswa mengetahui program pendidikan ini dari tetangganya.

“Sebelum kuliah di sini, Dastin, anak saya berkuliah di salah satu universitas, namun hanya tiga bulan saja. Hal itu karena ia memiliki masalah dalam mengontrol emosi dan kesulitan bersosialiasi,” ujar Vera.

Vera menambahkan, Dastin meminta untuk pindah kampus karena dirasa kurang cocok dengan lingkungan di kampus sebelumnya.

Dengan adanya program ini, diharapkan dapat membuka kesempatan bagi siapapun, khususnya penyandang disabilitas untuk bisa mengenyam pendidikan lebih tinggi.

Diharapkan pemerintah membuka jurusan khusus bagi penyandang disabilitas dan mempunyai perhatian lebih kepada mereka. Karena setiap Warga Negara Indonesia berhak mendapat memperoleh pendidikan sebagaimana ditulis dalam UUD 1945 pasal 31.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/15/10571701/politeknik-negeri-jakarta-buka-program-khusus-penyandang-disabilitas

Terkini Lainnya

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke