"Anies harus ketemu dengan warga kesini, janjinya kemana?" Kata warga yang tidak mau disebutkan namanya tersebut kepada Kompas.com di lokasi penggusuran, Selasa (19/11/2019).
Menurut dia, Anies harus berani menemui warga untuk menyampaikan solusi pascapenggusuran, tidak hanya berbicara di media massa.
"Kalau ngomong ke media itu politik," ucapnya.
Sementara itu, Marsilan, warga lainnya lantas membandingkan Anies dengan gubernur sebelumnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Ahok aja berani datang, ini kita milih dia (Anies) pemilu kemarin, mana janji dia," tutur Marsilan menimpali.
Rizal Fahmi (21), warga lainnya lantas mengatakan belum ada komunikasi sama sekali antara warga dan pemerintah mengenai nasib mereka.
Mereka memutuskan terus bertahan di lokasi sampai ada kepastian dan solusi dari pemerintah.
"Kesepakatan sih belum ada, masih bertahan aja di pinggir jalan," kata Rizal.
Adapun Pemkot Jakarta Utara menggusur sejumlah bangunan semi permanen yang berdiri di lokasi tersebut pada Kamis (14/11/2019) lalu.
Penggusuran ini melibatkan 1.500 personel gabungan dari kepolisian, TNI, satpol PP dan PPSU.
Penertiban tersebut berujung bentrok karena warga mempertahankan bangunan mereka yang sudah ditinggali sejak puluhan tahun tersebut.
Warga juga meminta agar tidak digusur karena dulunya sudah mendukung Anies dalam Pemilihan Gubernur tahun 2017.
Sampai kemarin, warga terdampak penggusuran masih bertahan di lokasi dengan membangun pondokan-pondokan dari sisa-sisa penggusuran.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/19/18531291/korban-penggusuran-sunter-agung-harap-anies-menemui-mereka