Salin Artikel

365 Kali Hari Anak dari Balik Jeruji Besi di Tangerang...

Itulah harapan yang masih hidup dari balik jeruji besi yang kini memisahkan anak-anak itu dengan dunia luar.

Namun, pada Kamis (21/11/2019) ini, lapas yang terletak di Jalan TMP Taruna Nomor 29 C, Kota Tangerang terkesan berbeda. Lapas tiba-tiba ramai dengan kunjungan salah satu sekolah swasta dari Kota Bekasi. Anak-anak binaan, berbaur, tertawa dan bernyanyi bersama murid-murid sekolah itu.

Ada pula anak-anak binaan yang lebih memilih diam dan hanya sesekali tersenyum melihat kawan-kawan mereka yang berkunjung menyanyikan lagu. 

Penampilan Undykpus (baca: Andikapas), band binaan LPKA  menambah keriaan. Band ini  menyanyikan lagu Yamko Rambe Yamko bersama siswa kunjungan dari SMP Nasional 1 Bekasi.

Empat personel Undykpus ini cekatan memainkan alat musik di ruang tunggu tersebut, menghibur dengan suara yang merdu, menyanyikan lagu tanpa beban, seperti penyanyi di sebuah kafe.

Semua riang bukan main. Kedua kelompok berbeda tersebut langsung merasa akrab.

Salah satunya, Rizki Indra dari SMP Nasional dan Mul dari anak binaan lapas.

"Tadi kenalan sama Ka Mul. Tadi ngobrol-ngobrol lah," kata dia sesaat setelah keluar dari gerbang besar berjeruji di dalam LPKA Tangerang.

Stigma yang pudar

Awalnya, Rizki merasa Lapas adalah tempat di mana anak-anak nakal dihukum, bertato, hobi berkelahi hingga dia sendiri merasa bergidik saat memasuki kawasan LPKA Tangerang.

Tapi kenyataannya berbeda, kata dia. Justru interaksi yang dia rasakan adalah sebuah kehangatan dan persahabatan. Lebih friendly dari sekolah tempat dia belajar sekarang, celetuk remaja berusia 13 tahun asal Bekasi ini.

Rizki dan puluhan anak lainnya yang berkunjung ke LPKA hari ini juga menyisihkan uang sekolah mereka untuk membelikan hadiah untuk mereka yang sedang dibina di LPKA.

Hal tersebut sebagai wujud kepedulian mereka. Juga sebagai tanda persahabatan mereka yang berkunjung ke LPKA.

Dia dan teman-temannya belajar satu hal dari mereka yang saat ini sedang dalam binaan LPKA. Rizki mengatakan ada hikmah di balik pertemuan dia dan Mul, bahwa ada aturan-aturan hidup yang harus secara bersama-sama dihormati.

"Hikmahnya, bahwa ada aturan di hidup, kala melanggar ada konsekuensinya. Sebab-akibat," kata dia.

Semua hari adalah Hari Anak

Jeruji-jeruji besi di LPKA Klas 1 Kota Tangerang berbeda dari kebanyakan Lapas yang terkesan suram. Jeruji besi di lapas ini berwarna-warni, seperti sebuah pelangi.

Beragam fasilitas pun disediakan mulai dari buku hingga perpustakaan tempat para anak binaan bisa menggali ilmu.

Hal berbeda juga terlihat di bagian penerima tamu yang berada di dekat gerbang besar berlapis jeruji. Di sana, ada dua orang penjaga berseragam khas pegawai negeri dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Bagian penerima tamu yang berkunjung ditata seperti sebuah kafe, diiringi musik live dari Undykpus. Rasanya tidak seperti sebuah penjara, melainkan tempat nongkrong anak muda.

Di tempat itu juga, Kompas.com bertemu dengan Kepala Seksi Pembinaan LPKA Klas 1 Tangerang, Herti Hartati. Herti menampik bahwa tampilan Lapas hari ini hanya terjadi untuk menyambut hari anak sedunia. 

"Tidak, semua hari di LPKA adalah hari anak," ucap Herti.

Herti mengatakan setiap hari di LPKA Klas 1 Kota Tangerang adalah hari terbaik untuk anak-anak binaan di sini berkarya, dan memberikan kreativitas mereka dalam bentuk karya-karya.

Hari-hari untuk menyambut kembali masa depan setelah mereka terbebas dari masa hukuman.

Seperti mural yang tergambar di posisi paling kanan Aula LPKA Klas 1 Kota Tangerang, yang bercerita tentang dialog antara anak-anak binaan LPKA yang akan segera 'lulus' dari sekolah binaan LPKA.

"Aku bebas, Hore!"

"Selamat Kawan! Kita akan menyusul."

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/21/14521861/365-kali-hari-anak-dari-balik-jeruji-besi-di-tangerang

Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke