Salin Artikel

Kisah Anggota Damkar, Kejar Monyet hingga Cegah Anak yang Mau Bunuh Diri

Pekerjaan ini membutuhkan fokus tinggi, fisik yang kuat, pandai bersosialisasi, serta sigap dan cepat tanggap dalam kondisi apapun.

Petugas damkar merupakan pekerjaan yang beresiko tinggi.

Namun, seiring perkembangan, tugas damkar tak hanya memadamkan api. Cakupan tugas damkar semakin meluas, yakni penyelamatan dan penanggulan bencana.

Karena cakupan yang cukup luas, petugas damkar sering mendapat panggilan dari masyarakat berupa evakuasi hewan liar, evakuasi bencana alam, serta menyelamatkan nyawa seseorang dari suatu tragedi/kecelakaan.

Hal ini mengharuskan petugas damkar harus serba bisa.

Seorang petugas damkar setidaknya harus menguasai banyak keahlian, mulai dari memanjat atau turun menggunaan tali, berenang, dan menjinakkan hewan.

“Semuanya kita harus bisa, tak hanya padamin api aja, tetapi juga nolongin orang tenggelam, evakuasi korban kecelakaan, dan evakuasi hewan liar, seperti tawon vespa yang bahaya,” kata Eko Adi Haryanto (36), salah satu anggota damkar.

Eko bercerita, dirinya pernah mendapat laporan dari warga untuk mengevakuasi kucing peliharaannya yang terjebak di atas loteng rumah.

“Selain evakuasi ular, buaya, dan tawon, saya juga pernah diminta warga evakuasi kucing kesayangannya yang terjebak di loteng rumah,” ungkap pria yang sudah 15 tahun menjadi petugas damkar ini.

Eko sudah 15 tahun melakoni profesinya. Sejak awal, ia sudah siap menerima resiko apapun.

Ia tidak takut meskipun ketika sedang bekerja, Eko sering mengevakuasi mayat korban kebakaran yang gosong dan organ yang terbuai dari mayat korban kecelakaan.

Lain halnya dengan Saepul Rohman (29).

Pria ini pernah menolong warga yang hendak bunuh diri dengan cara hendak melompat dari menara SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) di Jati Baru, Tanah Abang pada 2011 silam.

“Anak kecil sih yang mau bunuh diri, alasannya karena keinginannya enggak diturutin sama orang tuanya. Lalu kami bujuk dia agar mau turun,” kenang Saepul.

Untuk mengevakuasi anak tersebut, Saepul harus memanjat menara SUTET setinggi 50 meter. Saepul lalu menggendong si anak dari atas menara ke bawah dan diamankan oleh petugas polisi.

Selama 8 tahun mengabdi, Saepul pernah mendapat pengalaman unik, yaitu mengevakuasi seekor monyet milik warga yang kabur dari kandang. Dibutuhkan waktu 3 hari bersama regunya untuk menangkap monyet tersebut.

“Susah banget nangkepinnya. Monyetnya gesit banget larinya, makanya petugas susah ngejarnya meskipun sudah dipancing,” ungkap Saepul.

Pahit manis sudah pernah dirasakan oleh keduanya. Salah satunya adalah ketika temannya yang gugur ketika bertugas untuk memadamkan api.

“Ia meninggal karena tertimpa tembok yang roboh ketika hendak memadamkan api,” ujar Eko.

Lain ceritanya dengan Saepul.

Saepul bercerita, pernah ia dan tim regunya dimarahi oleh warga di salah satu wilayah di Tambora lantaran telat datang akibat sulitnya akses menuju tempat TKP kebakaran.

“Pernah warga tuh kesal sama kami dibilang ‘kok telat sih’, padahal mereka juga telat lapornya,” ujar Saepul.

Saepul menambahan, kunci untuk menjadi petugas damkar adalah tetap ikhlas melayani masyarakat apapun permasalahnnya.

“Tugas kita kan melayani masyarakat, jadi harus serba bisa dan cepat tanggap sesuai slogan kami, ‘Pantang Pulang Sebelum Padam’,” ucap Saepul.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/12/20/19585271/kisah-anggota-damkar-kejar-monyet-hingga-cegah-anak-yang-mau-bunuh-diri

Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke