Salin Artikel

Saat Wali Kota Susuri Kali Bekasi 8 Kilometer Selepas Bencana Banjir

Ia hendak mengecek keadaan tanggul Kali Bekasi setelah diterjang banjir pada Rabu pekan lalu.

Rahmat menyusuri tepian Kali Bekasi itu selama 6 jam, dimulai dari wilayah Bekasi Selatan dan berakhir di aliran Kali Cikeas di perbatasan Kota Bekasi dengan Kabupaten Bogor di wilayah Jatiasih.

Kompas.com ikut berjalan kaki bersama Rahmat. Ia memilih berjalan di atas tanggul yang lebarnya tak sampai 1 meter. Kadang, Rahmat turun ke perumahan warga yang masih penuh lumpur sungai.

Beberapa kali, para pejabat yang mendampinginya tampak kewalahan karena harus berjingkat ekstra hati-hati menggunakan sepatu bot yang licin berlumuran lumpur.

Lima perumahan

Rahmat sudah ada di titik bekas tanggul Kali Bekasi di Perumahan Pondok Mitra Lestari ketika ditemui Kompas.com, Senin siang. Tanggul tersebut jebol sepanjang 30 meter, tepat di kelokan Kali Bekasi.

Ia berulang kali meminta jajarannya berpikir ekstra keras untuk mengatasi persoalan itu, ditambah dengan masalah sampah yang menghantui perumahan warga.

Fahmi Arlan, pengawas wilayah Kali Bekasi, Sungai Cileungsi, dan Sungai Cikeas dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan  Rakyat (PUPR) mengatakan akan segera mengatasi masalah itu dengan solusi jangka pendek.

"Kami tanggul sementara pakai bronjong, pakai karung pasir, supaya ketika datang air, dia akan tertahan. Kalau kami pakai konstruksi permanen butuh waktu lama, tidak secepat itu," kata Fahmi kepada wartawan, Senin sore.

"Kurang lebih butuh 200-300 bronjong di sini," imbuhnya.

Fahmi mengatakan, solusi jangka pendek itu sangat mendesak karena berdasarkan prakiraan BMKG, tanggal 11-15 Januari ini, curah hujan esktrem bakal kembali melanda Jabodetabek.

Sebelum menginjakkan kaki di Pondok Mitra Lestari, Rahmat terlebih dulu mengecek Perumahan Depnaker. Di sana ia juga memeriksa keadaan tanggul.

Selanjutnya, Rahmat bergerak menuju ke selatan, ke arah Kecamatan Jatiasih.

Total, lima perumahan ia lintasi: Perumahan Depnaker, Pondok Mitra Lestari, Jakakencana, Kemang IFI, perumahan Angkatan Laut, dan berakhir di Pondok Gede Permai yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor.

Kondisi perumahan-perumahan di tepi tanggul Kali Bekasi itu masih dalam keadaan kacau. Sebagian lumpur tak bisa lagi terdorong ke selokan karena selokannya sudah tersumbat.

Beberapa warga mendesak Rahmat agar Pemerintah Kota Bekasi bergerak lebih cepat menanggulangi dampak banjir di rumah-rumah mereka.

“Kapan, Pak?” tanya salah satu warga Kemang Ifi ketika Rahmat janji akan mengerahkan truk sampah ke perumahan mereka.

“Maaf, nih, Pak, saya agak maksa,” kata salah satu warga Kemang Ifi lain.

“Bagaimana, ini, Pak? Sudah hancur-hancuran ini kita,” ujar seorang warga Komplek Perumahan Angkatan Laut ketika ditemui Rahmat.

Tak semua perumahan di tepi tanggul itu sudah teraliri air bersih. Sejumlah warga tampak seperti kehabisan akal buat mencuci perabotan mereka yang semuanya terselimuti lumpur.

Bau anyir pun sesekali tercium. Entah dari mana sumber bau tersebut, mungkin campuran aroma bangkai dan bau sampah yang teronggok tak terangkut.

“Ini sudah enggak sehat udaranya,” kata Rahmat di sela-sela perjalanan.

Ia memutuskan, Pemerintah Kota Bekasi akan menyewa lebih dari 60 truk untuk mengangkut sampah-sampah yang masih mengendap di perumahan warga. Ia mengklaim bakal menyewa belasan alat berat guna mengeruk lumpur di perumahan.

Tanggul akan direvitalisasi

Setelah berjalan kaki 8 kilometer itu, Rahmat menilai bahwa tanggul Kali Bekasi harus direvitalisasi dengan melihat pengalaman banjir pada Rabu lalu.

Air Kali Bekasi yang debitnya mendadak membeludak itu sanggup melampaui tanggul yang sebetulnya sudah tinggi.

"Hasil pengamatan ya itu, kami butuh penguatan terhadap beberapa titik tanggul, lalu peninggian tanggul, terutama adalah elevasinya yang berkenaan dengan limpasan air," kata Rahmat.

"Dari Perumahan Depnaker sampai ke Jakakencana rata-rata airnya melimpasi tanggul. Kemudian di Pondok Mitra Lestari sampai Perumahan Kemang Ifi, rata-rata air itu lebih 30 cm di atas level tanggul," ujar Rahmat.

"Terus di komplek Angkatan Laut memang di ujung ada rumah yang menggunakan garis sempadan sungai. Itu yang harus dibongkar, karena rata-rata limpasan airnya 1 meter di atas tanggul," imbuhnya.

Selain mempertinggi tanggul Kali Bekasi, Rahmat menyampaikan bahwa sejumlah titik tanggul sepanjang 8 kilometer itu harus diperkuat.

Pasalnya, ada beberapa wilayah perumahan yang terdampak banjir gara-gara tanggul tersebut jebol dan bolong di bagian tengah ke bawah.

"Seperti di Pondok Gede Permai itu rata-rata tanggul sudah bagus, cuma butuh bronjong dan penguatan. Harus ada sheet pile yang 20 meter," kata dia.

Rahmat melanjutkan, pengerjaan revitalisasi tanggul akan dibarengi dengan program normalisasi Kali Bekasi yang dananya bakal dikucurkan Kementerian PUPR. Tak tanggung-tanggung, dana program normalisasi itu disebut mencapai Rp 4 triliun.

Nantinya, normalisasi Kali Bekasi dikerjakan bukan hanya di wilayah Kota Bekasi tetapi terus hingga ke laut di wilayah Kabupaten Bekasi.

"Ini kewenangan BBWSCC Kementerian PUPR. Kewenangan maksudnya berkaitan dengan anggaran dan hal-hal lain. Kamis pagi lalu Pak Basuki (Menteri PUPR) menelepon," ujar Rahmat.

"Prinsipnya, Pak Menteri menelepon saya bilang, sekitar Rp 4 triliun dari APBN untuk Kali Bekasi, dari Kota Bekasi terus sampai ke Kabupaten Bekasi," ujar dia.

Dalam komunikasi itu, sambung Rahmat, dia diminta untuk mendesain bersama-sama rancangan normalisasi Kali Bekasi bersama Kepala BBWSCC, Bambang Hidayah.

Rahmat berharap, Kali Bekasi bisa diperdalam dan diperlebar. Sebab, Kali Bekasi belum pernah dikeruk sejak tahun 1976.

"Minimal jika disedot (dikeruk) itu air (Kali Bekasi) bisa jadi (berkedalaman) 10 meter, maka aman kita untuk 10, 20, sampai 30 tahun ke depan," kata Rahmat.

"Terakhir disedot itu pas saya masih 11 tahun, tahun 1976. Setelah itu enggak pernah ada penyedotan atau revitalisasi atau apa," ujar dia. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/07/06432381/saat-wali-kota-susuri-kali-bekasi-8-kilometer-selepas-bencana-banjir

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke