JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berencana menggelar pelatihan kepada guru sekolah agar lebih peka terhadap siswa yang memiliki masalah keluarga maupun masalah di sekolah.
Sikap tersebut menanggapi kasus SN, siswi SMP yang meninggal dunia usai lompat dari lantai 4 gedung sekolahnya di wilayah Ciracas, Jakarta Timur, pada Selasa (14/1/2020) lalu.
Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, pelatihan itu digelar karena masih terdapat sekolah di DKI Jakarta yang belum ramah anak, termasuk sekolah tempat SN belajar.
"Yang berikutnya akan ada pelatihan, pelatihan bagi sebagian besar guru untuk mencegah masalah ini terulang kembali. Yaitu pelatihan guru untuk lebih peka terhadap anak-anak yang memiliki problem baik di rumah dan di sekolah," kata Retno di SMPN 147 Jakarta Ciracas, Jakarta Timur, Senin (20/1/2020).
Menurut Retno, guru seharusnya tidak hanya memberikan metode pembelajaran kepada siswa.
Tetapi, guru juga harus memiliki empati dan kepekaan terhadap siswa yang sedang dalam masalah keluarga atau masalah di sekolah.
"Empati dan kepekaan itu harus dimunculkan, jadi bisa ketahuan anak-anak punya masalah seperti apa," ujar Retno.
Adapun saat ini KPAI masih menunggu hasil penyelidikan polisi terkait kasus tersebut dan motif korban.
Sebelumnya diberitakan, seorang sisiwa meninggal dunia dua hari usai melompat dari lantai 4 gedung sekolahnya, Cibubur, Jakarta Timur.
Siswa itu melompat pada Selasa pekan lalu.
Dia sempat dilarikan ke RS Polri Kramat Jati untuk jalani perawatan. Dua hari dirawat, dia akhirnya meninggal dunia pada Kamis sore.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/20/17435171/siswi-tewas-akibat-lompat-dari-lantai-4-sekolah-kpai-akan-asah-empati-dan