DEPOK, KOMPAS.com – Menanggapi jumlah korban penipuan wedding organizer (WO) Pandamanda yang terus bertambah, akhirnya Polres Metro Depok membuka posko untuk para korban.
Diberitakan sebelumnya, korban yang saat ini mencapai lebih dari 40 orang tersebut mengalami total kerugian miliaran rupiah dan pernikahannya pun terancam gagal.
Dikutip dari Tribun Jakarta, hingga hari ini, ada 44 orang yang mengaku korban penipuan wedding organizer tersebut.
“Pengembangan dan penyidikan masih terus berjalan hingga saat ini. Hari ini ada empat calon korban lagi yang datang, jika ditotal sudah ada 44 orang yang lapor. Nah oleh sebab itu kami buat posko pengaduan,” ujar Kapolres Metro Depok Kombes Pol Azis Andriansyah di Mapolrestro Depok, Pancoran Mas, Kota Depok, Jumat (7/2/2020).
Azis membeberkan, alasan dibukanya posko tersebut lantaran tak menutup kemungkinan masih adanya korban yang hendak melapor.
“Kemungkinan masih ada korban-korban lainnya yang datang. Jadi Ini (posko) untuk menghitung jumlah kerugian dan data para korban,” kata Azis.
Azis menambahkan, korban yang dimaksud tak hanya berasal dari klien WO Pandamanda, melainkan juga dari pihak vendor yang ikut menjadi korban penipuan.
“Iya vendor ini juga banyak yang belum dibayar, semisal sound system, katering, dekor dan sebagainya mereka juga mendaftar ke posko ini,” ujarnya.
Vendor turut jadi korban
Fakta terbaru siasat wedding organizer Pandamanda akhirnya terungkap.
Rupanya tak hanya puluhan calon mempelai yang ditipu Anwar Said (35), tetapi vendor alias penyedia jasa turut menjadi korbannya.
Hal itu diketahui setelah adanya pengakuan korban bernama Lea Ghozal yang datang ke Mapolres Metro Depok untuk menemui Anwar Said yang telah ditangkap sejak Senin (3/2/2020).
Lea menuturkan, di dalam grup itu terdapat vendor MC hingga make up yang menjadi korban Pandamanda.
Mereka kerap ada di lokasi pesta pernikahan yang digelar Pandamanda.
"Saya sendiri belum dibayarkan (untuk sewa sound system pernikahan) di Cikarang, Cengkareng, dan di Bella Vista (Bekasi). Paketannya Rp 2 jutaan. Jadi totalnya Pandamanda utang ke saya Rp 6,2 juta," beber Lea.
"Itu harga paket untuk 2.000 watt. Kecil gedungnya," lanjut dia.
Lea memaparkan, saat ini telah memasuki tahun kedua bekerja sama dengan Pandamanda.
Meski demikian, belakangan Pandamanda selalu telah membayar vendor hingga gagal bayar sewa sound system di tiga helatan pernikahan terakhir.
Akibatnya, ia mesti menalangi gaji para penyanyi dan pemusik menggunakan dana hasil kerja sama dengan wedding organizer lain.
Lea menjelaskan, diduga WO Pandamanda bersiasat menggelapkan biaya vendor.
"Jadi gini dia sistemnya. Ketika saya mau ikut event selanjutnya, event yang minggu lalu baru dilunasin. Jadi gali lubang, tutup lubang," kata Lea.
"Begitu kan otomatis saya harus terikat dengan dia. Saya dikasih jadwal dulu ke depan, baru dibayarkan event yang minggu lalu," tegas dia.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul "Polres Metro Depok Buka Posko Laporan Korban Penipuan WO Bodong Pandamanda".
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/07/22121351/korban-penipuan-mencapai-44-orang-polres-metro-depok-buka-posko-pengaduan