JAKARTA, KOMPAS.com - Ketersediaan masker di Jakarta mulai berkurang.
Langkanya stok masker di Ibu Kota disebabkan bahan baku dari China yang mulai berkurang sejak maraknya wabah virus corona di negeri tirai bambu itu.
Kelangkaan masker di Jakarta diketahui setelah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta rapat bersama Dinas Kesehatan, polisi, dan instansi terkait lainnya pada Senin (17/2/2020).
"Bahan bakunya memang habis karena kan itu bahan bakunya impor dari China. Jadi, karena bahan bakunya langka, dengan adanya kasus corona, tentu produksinya juga berkurang," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PPKUKM DKI Jakarta Elisabeth Ratu Rante Allo di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Ratu berujar, stok masker yang dijual di Jakarta juga mulai berkurang karena masyarakat berbondong-bondong membeli masker untuk antisipasi wabah corona yang juga ditemukan di berbagai negara.
Padahal, kata Ratu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sudah menyatakan bahwa masker hanya harus digunakan oleh orang yang sakit, bukan orang yang sehat.
"Dengan berita-berita yang mengatakan bahwa ada virus corona yang dampaknya begitu hebat kan dan tidak salah juga ya bahwa masyarakat itu memproteksi dirinya dengan menyiapkan masker," kata Ratu.
Langkanya stok masker di Jakarta berimbas pada harga yang melonjak.
Di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, harga masker N95 kini menyentuh Rp 1,6 juta per boks yang berisi 20 buah. Padahal, harga normalnya hanya berkisar Rp 195.000 per boks.
Selain itu, harga masker bedah biasa pun juga tidak kalah melonjak.
Kini, harga masker biasa mencapai Rp 170.000 hingga Rp 350.000 per boksnya yang berisi 50 buah. Harga normalnya padahal hanya sekitar Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per boks.
Melonjaknya harga masker di Indonesia menjadi sorotan beberapa media internasional.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/18/15520841/ini-penyebab-kelangkaan-dan-mahalnya-masker-di-jakarta