Salin Artikel

Kasus Penganiayaan Kucing hingga Mati di Bekasi yang Berujung Damai

BEKASI, KOMPAS.com - Penganiayaan terhadap hewan masih terus terjadi.

Baru-baru ini, seekor kucing peliharaan di Bagong Megah, Bekasi ditemukan mati akibat dipukul seorang pria berinisial RH pada Rabu (5/2/2020).

RH memukul kucing itu dengan sapu hingga akhirnya hewan mamalia berkaki empat itu terkapar dan mati.

Meski melihat hewan mamalia berkaki empat itu mati, RH terlihat santai.

Peristiwa itu kemudian terekam kamera, lalu diunggah di media sosial facebook @ichanisaida hingga akhirnya viral di medsos.

Berikut fakta-fakta di balik kematian kucing itu:

1. Dipukul dengan gagang sapu

Setelah mengetahui kasus, Pendiri sekaligus Ketua Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru Tonah bersama timnya terlebih dahulu menyelidiki kasus ini.

Doni mengatakan, RH memukul kucing itu dengan gagang sapu. Hal itu mengakibatkan kucing mati hanya dengan sekali pukul.

RH memukul kucing itu tepat di bagian kepala, sehingga mamalia jinak berkaki empat itu langsung terkapar dan mati.

"Kami mengungkapkan dalam rangka analisa kejadian jadi dipukul ya di bagian kepala," ucap dia.

2. Dipukul karena buang air di pot milik pelaku

Saat berbincang dengan pelaku, Doni mengatakan, RH memukul kucing itu lantaran kesal pot bunganya dikotori dengan kotoran hewan peliharaan tetangganya itu.

Menurut dia, tidak seharusnya RH menganiaya kucing hanya karena buang air besar di pot rumahnya.

"Permasalahannya untuk buang air sembarangan ya, penyelesainnya bukan dengan dibunuh, itu salah ya," kata Doni.R

3. RH disebut sering racuni kucing

Menurut warga sekitar rumah RH, pelaku, selain menganiaya, dia juga digunjingkan kerap meracuni kucing-kucing di wilayah sekitar.

Meski perbuatan RH menyiksa kucing sudah menjadi rahasia umum, warga sekitar belum pernah melaporkannya ke polisi.

Sebab RH dikenal sebagai orang yang ditakuti oleh warga sekitar rumahnya. 

4. RH dilaporkan ke polisi

Akhirnya perbuatan RH pun dilaporkan animal Deffenders Indonesia ke polisi.

Doni mengatakan, laporan ini sebagai efek jera. Sehingga tidak ada lagi yang berani menyakiti hewan.

"Semoga laporan ini bisa jadi efek jera ke pelaku dan pelajaran bagi masyarakat semua agar tidak melakukan kekerasan pada hewan," ujar Doni, Selasa kemarin.

5. Pelaku ditangkap dan jadi tersangka

Setelah pelaporan itu, dengan cepat polisi langsung menangkap dan menjemput RH ke Polsek Metro Bekasi.

Polisi langsung menetapkan RH sebagai tersangka penganiayaan terhadap hewan.

"Langsung pelaku, tersangka kita cocokkan dengan CCTV dan pelakunya pun mengakui perbuatannya," kata Kasatreskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Arman.

RH lalu dibawa ke kantor polisi pada pukul 18.00 WIB. Dengan mengenakan kaus bewarna putih, ia digiring ke ruang penyidik untuk diperiksa.

Atas perbuatannya menganiaya hewan, RH dikenakan pasal 302 KUHP dengan ancaman sembilan bulan penjara.

Namun, karena termasuk tindak pidana ringan, maka RH tidak ditahan.

Arman mengatakan, berkas kasus pemukulan kucing itu nantinya akan langsung diserahkan ke Pengadilan Negeri Bekasi.Sehingga kasus ini dinyatakan selesai.

6. Berakhir damai

Sugiyah (42), pemilik kucing itu pun lega mendengar RH tak ditahan. Ia mengatakan, kasus terkait kucingnya itu sudah diselesaikan secara damai.

Perdamaian itu tertuang dalam pernyataan tertulis antara RH dengan dirinya.

Sugiyah mengaku telah ikhlas dengan kematian kucing kesayangannya bernama Blacky.

Meski diselesaikan damai, hukuman tindak pidana ringan yang menjerat RH tetap harus dijalani.

Sebab berkas kasus penganiayaan kucing itu tetap dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Bekasi

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/19/09151321/kasus-penganiayaan-kucing-hingga-mati-di-bekasi-yang-berujung-damai

Terkini Lainnya

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke