Salin Artikel

Dua Aksi Heroik Warga, Bagi Masker Gratis sampai Larang Borong Dagangan

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena panic buying jadi sama hangatnya dengan isu virus corona belakangan ini di Jakarta dan Depok, dua kota yang punya keterkaitan langsung dengan kasus 1 dan 2 Covid-19 yang diumumkan Senin (2/3/2020).

Fenomena panic buying dan merebaknya isu virus SARS-CoV-2 seakan berkelindan satu sama lain.

Sebagian masyarakat begitu mudah terdorong untuk menimbun sesuatu yang disebut bisa menangkal virus corona, baik berupa hand sanitizer, tanaman rimpang, hingga satu yang jadi bahan pembicaraan, masker.

Masker seakan jadi primadona karena sebagian masyarakat menganggap bahwa virus corona menyebar lewat udara, walaupun anggapan ini keliru.

Virus corona menyebar melalui droplet atau tetesan, seperti semburan saat bersin atau batuk, misalnya.

Pemborongan masker di mana-mana akhirnya membuat stok barang tersebut semakin tipis di pasaran. Imbasnya mudah ditebak: harga masker meroket hingga taraf yang tak masuk akal.

Namun, di tengah kegelisahan tersebut, ada saja aksi warga yang mampu meredam kepanikan. Aksi itu jadi seakan "heroik" di tengah kecemasan yang melanda masyarakat.

Sekitar 30 anak muda yang tergabung dalam organisasi voluntir Sekolah Relawan membagi-bagikan masker gratis di Stasiun Depok Baru, Selasa (3/3/2020).

Aksi ini dianggap mampu menjadi semacam "oase", di tengah kepanikan warga Depok soal virus corona yang menyebabkan pemborongan serta meroketnya harga masker.

Selain menyediakan masker, anak-anak muda Sekolah Relawan turut menyediakan hand sanitizer dan poster-poster edukasi.

"Masker ini kami hanya peruntukkan untuk orang yang sakit. Jadi ada yang minta masker, kami tanya, 'Ibu sakit atau tidak, kalau tidak ya tidak perlu pakai masker'. Lalu langsung kita jelaskan alasannya, kita edukasi," jelas tutur Ahmad Syarif, koordinator lapangan aksi bagi-bagi masker Sekolah Relawan kepada Kompas.com, Kamis (5/3/2020) pagi.

"Interaksi orang yang mau minta masker dan tidak tahu kalau ternyata masker dibutuhkan oleh orang yang sakit itu yang teredukasi. Itu poinnya," ia menambahkan.

Karena edukasi ini, akhirnya tak semua masker yang diboyong anak-anak muda Sekolah Relawan ludes dibagikan di Stasiun Depok Baru.

Dari 750 lembar masker yang mereka bawa, masih tersisa beberapa boks buat dibagikan hingga rentang waktu satu pekan ke depan.

Masker-masker itu sendiri memang stok mereka yang belum terpakai ketika aksi sebelumnya, yaitu saat isu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merebak.

"Orang-orang bisa lihat, anak muda ini menjalani dengan happy, senang, mereka tidak panik dan bisa ngasih aura positif di ruang publik," kata Syarif.

"Waspada itu penting tapi kita jangan lebay. Jangan sampai tidak terkontrol itulah yang pengen kita sampaikan ke masyarakat kemarin," ia berpesan.

Syarif menyambut baik apabila aksi tersebut dapat menular dan ditiru di kota-kota lain.

"Kami punya konten, kami senang kalau kami bisa share ke teman-teman jejaring relawan dan komunitas lain supaya bisa dilakukan juga, direplikasi di kota-kota lainnya," jelas dia.

Susanna Indrayani. Perempuan berusia 57 tahun yang membuka toko sembako bernama Toko Erwin di Teluk Gong, Jakarta Utara ini viral di media sosial.

Singkat cerita, beberapa jam selang Presiden RI Joko Widodo mengumumkan kasus positif corona pertama di Indonesia pada Senin (2/3/2020) pagi, Toko Erwin diserbu para pembeli yang hendak memborong barang dagangannya.

"Saya pun enggak nyangka tiba-tiba kok banyak orang datang," ucap Susanna kepada wartawan, Rabu (4/3/2020) sore.

Setelah tahu virus corona menyerang WNI, para pembeli yang datang ke Toko Erwin melakukan panic buying dan membeli barang-barang kebutuhan pokok dengan jumlah banyak.

Mereka kebanyakan mengambil beras, mi instan, biskuit, dan kebutuhan pokok lainnya dalam jumlah banyak.

Bahkan, kata Susanna, penjaga toko sampai kewalahan menangani pembeli yang membeludak.

Tak sedikit pula barang dari toko Susanna yang raib lantaran pembeli begitu banyak.

"Ada orang enggak sabar dia ambil sendiri loh sampai ke dalam. Saya sudah enggak bisa jaga sampai dua begini," kata Susanna.

Melihat para pembelinya seperti orang kepanikan, Susanna pun coba menenangkan.

"Setiap orang beli, saya bilang kalian harus banyak berdoa. Ini barang tetap ada. Asal penyakit ini kalian doakan supaya cepat hilang, itu barang tetap ada," kata Susanna.

"Enggak usah panik, enggak usah takut, barang masih banyak. Saya gituin, biar orang tenang," imbuh dia.

Ia pun tak berpikir untuk menaikkan haraga barangnya kecuali menang ada kenaikan dari distributornya.

Barang-barang yang Susanna jual masih dalam harga yang normal. Misalnya, gula tetap ia jual seharga Rp 13.500 per kilogram dan mi goreng instan seharga Rp 95.000 per dus.

Padahal, dengan permintaan sebanyak itu, ia punya kuasa lebih buat mendongkrak harga-harga barang dagangannya untuk meraup laba maksimal. Namun, pikiran itu sama sekali tak terbersit di benaknya.

"Saya bukan cari kesempatan begini dalam kesempitan. Saya mau untung banyak atau apa, enggak. Saya harap ini penyakit bisa cepat hilang biar orang tenang gitu," kata Susanna.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/06/07043351/dua-aksi-heroik-warga-bagi-masker-gratis-sampai-larang-borong-dagangan

Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke