Salin Artikel

Ketika Antrean Warga dan Wartawan Dipotong Sejumlah Pejabat BUMN untuk Tes Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com - B (bukan inisial sebenarnya), seorang wartawan yang mengaku bahwa antreannya dipotong oleh pejabat BUMN saat ingin memeriksa Covid-19 di RSPAD, Jakarta Pusat.

B lantas menceritakan pengalamannya tersebut kepada Kompas.com.

B berujar, ia diperintahkan oleh perusahaannya untuk memeriksakan diri ke rumah sakit karena pada 2 Maret 2020 lalu ia kontak dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang dinyatakan positif Covid-19.

Ia dan seluruh wartawan yang pernah kontak dengan Menhub diperintahkan untuk memeriksakan diri di RSPAD dengan biaya ditanggung kantor.

Mereka pun mendatangi RSPAD pada Senin (16/3/2020) lalu. Namun, saat itu pihak RSPAD membatasi dalam sehari hanya akan melayani 200 orang saja, bagi yang hendak memeriksakan kesehatannya.

"Tapi yang datang lebih dari 200, akhirnya di-waiting list (daftar tunggu), pada daftar untuk hari Selasa dan Rabu," kata B kepada Kompas.com, Kamis (19/3/2020).

Saat itu yang hadir bukan hanya wartawan tapi juga sejumlah warga yang ingin memeriksakan kesehatannya.

Dalam daftar tunggu tersebut, B dijadwalkan mendapat pemeriksaan pada hari Rabu (18/3/2020).

B akhirnya datang sesuai dengan hari yang dijadwalka pada pukul 06.00 WIB. Saat itu ia mendapatkan informasi bahwa dalam sehari RSPAD hanya melayani 60 pasien untuk menjaga kondisi dokter yang melakukan pengetesan.

Saat B datang ke rumah sakit, sejumlah warga ternyata sudah ada yang lebih dulu datang dengan niatan memeriksakan virus corona di diri mereka.

Mereka membuat sebuah daftar nama urutan orang yang datang pagi itu untuk cek Covid-19.

"Kalau enggak salah aku nulis nomor 39 tadi tuh, saya kira itu daftar baru jadi saya dan dua teman wartawan tulis," ucap B.

Namun, setelah pendaftaran dibuka, pihak rumah sakit menolak daftar hadir tersebut karena mereka sudah memiliki daftar tunggu sejak hari Senin.

Petugas itu juga menyampaikan bahwa daftar tunggu pasien di RSPAD sudah penuh hingga 31 Maret.

"Kami sudah senang, kan. Karena kami sudah terdaftar di situ. Nah yang baru datang diminta balik ke rumah dan waiting list sampai 3 April," ucap B.

Saat itu, suana tak kondusif karena banyak warga yang memprotes hal tersebut. Namun, pada akhirnya mereka hanya bisa menerima. Adapula warga yang memilih beralih ke rumah sakit rujukan lain.

Setelah suasana aman, petugas RSPAD melakukan presensi terhadap warga yang masuk dalam daftar tunggu sejak hari Senin.

Warga yang masuk dalam daftar tunggu dan hadir kemudian diberikan nomor antrean, serta sebuah formulir.

Setelah mendapatkan semua itu, warga diarahkan untuk cek darah oleh pihak rumah sakit.

"Teman saya dapat nomor 17, saya nomor 19, 18 itu warga, nomor 20 temen saya lagi," kata B.

Di tengah antrean cek darah tersebut tiba-tiba datang sejumlah orang baru yang kemudian dipanggil lebih dahulu.

Orang-orang tersebut ada yang menggunakan seragam Angkasa Pura, adapula yang mengenakan baju batik.

Padahal, nama-nama mereka tidak masuk dalam daftar tunggu yang tadi disebutkan.

"Nomor antreannya kalau enggak salah 50an juga sampai 70 bahkan, saya bilang ke teman saya (nomor antrean 17), kayaknya lu diselak (diloncati) deh," ujar B.

Bahkan, kata B, ada nama yang dipanggil oleh pihak rumah sakit, namun belum hadir di RSPAD.

B dan teman-temannya sempat memprotes hal tersebut ke pihak rumah sakit. Mulanya mereka langsung memanggil sesuai nomor antrean, namun hanya beberapa saat, kembali para pejabat Angkasa Pura itu yang didahulukan.

"Mereka tahu kami wartawan, sempat ngomong juga sama mereka, si (orang) Angkasa Pura ini ngomong, kita baru rapat sama Mehub tanggal 29 (Februari), lah kita kan juga baru ketemu sama Menhub, lah gimana? Tetap antre kan seharusnya" tutur B.

Akhirnya, setelah dipotong oleh sejumlah pejabat tersebut, B baru mendapatkan pemeriksaan darah sekitar pukul 10.00 WIB.

Ia menjalani tes darah, rontgen paru-paru, dan konseling dengan dokter. Kegiatan pemeriksaaan baru selesai sekitar pukul 14.00 WIB.

Untungnya pelayanan yang dilakukan para tenaga kesehatan cukup baik.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/19/12001761/ketika-antrean-warga-dan-wartawan-dipotong-sejumlah-pejabat-bumn-untuk

Terkini Lainnya

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke