Salin Artikel

Curhat Para Pekerja yang Tak Bisa Kerja di Rumah: Khawatir Bawa Virus Corona ke Rumah

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona atau covid-19, terutama DKI Jakarta semakin meluas.

Namun faktanya, masih banyak pegawai yang harus tetap bekerja di kantor, Senin (23/3/2020).

Sebagian di antara mereka tetap menggunakan transportasi umum.

Misalnya, Chika (23). Pegawai perusahaan makanan ini mengaku khawatir terinfeksi virus Corona.

Setiap harinya, ia naik Transjakarta dari Bekasi menuju kantornya di Jalan Raya Bogor.

Dalam perjalanan, ia terkadang berdekatan dengan orang-orang yang tidak diketahui bagaimana kondisi kesehatannya.

Ia sulit menerapkan jaga jarak dengan orang lain selama di jalan.

“Ya khawatir banget sih. Sebenarnya aku khawatirnya dengan orang rumah karena hanya aku yang masih kerja ke kantor,” ucap Chika kepada Kompas.com, Senin.

Chika mengaku tidak memiliki hand sanitizer untuk menjaga kebersihan tangan setiap saat.

Pasalnya, hand sanitizer saat ini langka. Kalau pun ada di pasaran, harganya sudah melambung.

Namun, ia tertolong dengan banyaknya hand sanitizer yang disiapkan di dalam Transjakarta dan halte.

“Ya untung aja ada hand sanitizer, aku bisa terus bersihin tanganku pas turun dari bus,” kata dia.

Ia mengaku ingin dapat bekerja di rumah layaknya kebanyakan orang. Ia semakin khawatir jika melihat lonjakan angka orang yang terinfeksi covid-19.

Hingga Senin sore, total ada 579 kasus Covid-19 di Tanah Air. Sementara total jumlah pasien yang sembuh sebanyak 30 orang dan 49 orang meninggal.

Pegawai perusahaan pembuatan makanan ringan itu hanya khawatir orangtua di rumahnya yang masuk kelompok rentan.

“Kalau seumuran kita itu dengan imun yang bagus bisa aja tidak terjangkit, tapi jadi si pembawa gitu. Mungkin aku kelihatan sehat, padahal bisa jadi aku yang bawa virus kerumah. Apalagi mama usianya udah rentan, aku khawatir,” ucap Chika dengan nada sedih.

Namun apa daya, keinginan itu hanya ia simpan di dalam benaknya. Kebijakan di kantornya belum berubah.

Mungkin, menurut dia, kantornya menunggu karyawan terinfeksi Covid-19 baru akan menerapkan sistem kerja dari rumah.

“Mungkin tunggu ada yang terpapar dulu baru kerja di rumah. Soalnya jam kerja juga sama aja, malahan Sabtu tetap masuk kaya biasa,” ucap dia.

Kekhawatiran senada disampaikan Ira Simatupang (23), karyawan perusahaan jasa pelayanan transaksi di Kawasan Mangga Besar, Jakarta Pusat.

Pergi dan pulang kantor, ia biasanya naik angkutan umum yang kondisinya kerap penuh dengan posisi duduk di kiri empat dan di kanan enam orang.

“Ya harus penuh itu angkot. Bayangin aja kita sebelahan pasti nyentuh kan. Belum tentu juga semua penumpang pakai masker. Ini yang khawatir,” ucap dia.

Ira terus menerus mencuci tangannya jikalau sampai kantor dan rumah.

Untuk menghindari dirinya menjadi pembawa virus Corona, ia saat ini menjauh dari orang rumah.

“Ya menjauhkan diri dulu pulang kerja kaya langsung cuci muka bersihin semuanya. Terus jaga jarak sama keluarga soalnya takut jadi pembawa,” kata dia.

Ia berharap Pemerintah bisa menyurati satu per satu pemilik perusahaan untuk benar-benar menerapkan kerja dari rumah.

Menurut dia, selama ini pemerintah hanya melakukan sosialisasi tanpa memberi surat langsung ke pihak perusahaan tersebut.

“Kayanya selama ini cuma imbauan tanpa ada kasih surat resmi. Sebenarnya enggak libur juga bisa sistem shift gitu, ada 20 orang yang masuk hari ini pagi terus siangnya 20. Jadi mengurangi kontak fisik terlalu banyak,” tutur dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menyerukan seluruh pelaku dunia usaha dan perkantoran di Jakarta memberlakukan kebijakan work from home atau bekerja dari rumah mulai Senin ini.

Hal ini tertuang dalam Seruan Gubernur Nomor 6 tahun 2020.

"Ini statusnya seruan tapi menegaskan bahwa seluruh kegiatan perkantoran untuk sementara waktu dihentikan, menutup fasilitas operasional, dan tidak melakukan kegiatan perkantoran tapi melakukan kegiatan di rumah," kata Anies dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta yang disiarkan akun Facebook Pemprov DKI, Jumat (20/3/2020).

Bagi perusahaan yang tidak dapat menerapkan aturan work from home, Anies meminta mereka untuk mengurangi jumlah karyawan yang bekerja dan waktu operasional pekerjaan.

"Bagi perusahaan yang tidak dapat menghentikan total, juga diminta mengurangi kegiatan tersebut sampai batas paling minimal, mininal jumlah karyawan, minimal waktu kegiatannya, dan minimal fasilitas operasional serta mendorong sebanyak mungkin karyawan bekerja dari rumah," ungkap Anies.

Anies berharap seluruh pelaku usaha dan perkantoran di Jakarta mematuhi seruan tersebut guna menekan penyebaran virus Corona.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/23/18352841/curhat-para-pekerja-yang-tak-bisa-kerja-di-rumah-khawatir-bawa-virus

Terkini Lainnya

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke