Salin Artikel

Bermodal Jas Hujan, Angel bersama Kelompok Muda-mudi Gereja Basmi Virus Corona

JAKARTA,KOMPAS.com - Tim medis mengambil perannya sebagai ujung tombak, memerangi wabah Covid-19. Mereka kerja keras menangani pasien Covid-19 yang terus berdatangan guna mendapat perawatan.

Tidak jarang rasa lelah menghampiri para tenaga medis. Ditambah alat pelindung diri (APD) yang menipis memperburuk kondisi mereka dalam bekerja.

Satu per satu tenaga medis berguguran, korbankan nyawa demi selamatkan ribuan kehidupan.

Melihat kondisi tersebut, beberapa anak muda pun tergerak hatinya untuk bertindak. Mereka menyodorkan diri sebagai tenaga relawan, guna meringankan tugas tenaga medis.

Pemuda ini bergabung dalam kelompok relawan Gereja Melawan Covid-19 (GMC19).

Kelompok muda -mudi yang berada di bawah naungan Persektuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) ini bergerak melakukan penyemprotan disinfektan di rumah–rumah ibadah wilayah DKI Jakarta.

Salah satu anggota GMC19, Ruth Angelia Hot Marisi Simanjuntak (23) mengatakan bahwa hal ini merupakan salah satu upaya memberantas wabah Covid-19.

Dengan menyumbangkan tenaga, mereka mengaku senang dapat mengurangi beban pemerintah.

“Setidaknya kami bantu pemeritah lah. Walaupun enggak bisa bantu pakai dana, tapi kita bantu pakai tenaga. Dari pada kami di rumah saja, enggak ngapa-ngapain, otak enggak jalan, mending kita ikut bantu sebagai relawan,” ucap wanita yang akrab disapa Angel ini.

Beberapa rumah ibadah di wilayah DKI Jakarta sudah Angel sambangi. Tidak ada sedikit pun keluh kesah terlontar saat Angel cs melakukan tugasnya sambil berpanas-panasan karena memakai APD lengkap serta memikul alat penyemprot disinfektan nan berat di punggung.

Dalam sehari, mereka bisa datang ke dua sampai tiga tempat ibadah. Tidak ada sepeser pun rupiah mereka kejar.

Namun, kadang ada saja yang memberikan mereka nasi dan lauk sekadarnya, untuk penghilang lapar.

Angel tak memungkiri ada beberapa orang yang memberik mereka uang sekadarnya sebagai ucapan terima kasih.

Tidak jarang ada permintaan tambahan dari warga setempat untuk menyemprotkan disinfektan ke beberapa rumah ibadah lainnya.

“Misalnya ada pengurus yang minta tolong masjidnya atau mushala disemprot, nanti kami kerjakan walaupun dadakan. Tapi tergantung kalau cairan disinfektan masih cukup. Kalau enggak, kami data dulu, baru kami akan datang lagi,” kata Angel.

Selama melakukan penyemprotan, Angel dan teman–temannya tak menampik rasa nyeri di punggung lantaran harus memikul alat penyemprot disinfektan yang cukup berat.

“Kami kan juga diberi pelatihan Palang Merah Indonesia (PMI). Kalau perempauan itu maksimal (ukuran) disinfektan yang dipikul  6 liter, kalau laki-laki 15 liter dan di dalam alatnya ada batrenya, ada mesin, dan itu sangat berat. Jadi kami selesai semprot pasti punggung kami merah–merah,” kata dia.

Namun, nyeri itu sirna, terganti rasa senang lantaran bisa membantu warga menangani wabah Covid-19.

Hanya saja, Angel mengakui bagwa kurangnya stok APD menjadi masalah yang harus disiasati. Selama ini mereka hanya mengandalkan sumber dana dari dermawan yang mau menjadi sponsor.

Ketika APD habis tak tersisa, akhirnya peribahasa "tak ada rotan, akar pun jadi" pun berlaku. Muda-mudi ini terpaksa mengenakan jas hujan saat berjibaku di zona merah Covid-19.

"Iya, (jas hujan) yang setelan baju sama celana. Ya itu, karena kurangnya APD yang warna putih. Memang APD sangat sulit didapatkan, sekalinya dapat itu agak mahal," ujar dia.

Ditentang orangtua

Orangtua mana yang tidak khawatir ketika anaknya meminta izin keluar rumah untuk memasuki zona merah Covid-19. 

Kekhawatiran itulah yang kadang menjadi penghalang Angel cs untuk terlibat dalam kegiatan ini.

"Aku pribadi justru dilarang  orangtua. Mamaku ngelarang banget aku ikut begini, karena dia tahu bahaya virus corona seperti apa. Takutnya aku jadi pembawa virus juga," ungkap dia.

Namun, Angel berusaha meyakinkan ibundanya, bahwa pekerjaan ini aman. Angel menjelaskan, dia dan teman-temannya selalu dianjurkan untuk makan terlebih dahulu agar tubuh bugar. Asupan vitamin juga diberikan demi menjaga daya tahan tubuh.

Masker dan sarung tangan pun tidak lupa dibagikan kepada para relawan ini.

"Jika sudah pulang ke poskonya, kita cek suhu badan dan cuci tangan. Terus dikasih 'susu beruang' (Bear Brand), dikasih minum vitamin, pokoknya tetap dijaga kesehatannya sama mereka," ujar dia.

Tidak hanya masalah teknis kesehatan yang dijelaskan Angel, perempuan berdarah Batak itu juga meyakinkan betapa pentingnya kegiatan yang mereka jalani.

Dia menyebut duduk dan bersantai di rumah tidak akan menyelesaikan masalah. Di saat seperti inilah kaum muda harus andil meringankan beban pemerintah.

Angel bersyukur bisa bergabung dengan kelompok ini. Selain membantu sesama, ia tidak pernah menyangka bakal banyak bertemu orang-orang baru yang disebutnya berasal dari kementerian, staf DPR, hingga pegawai kargo.

"Mereka juga di kantornya tapi tetap menyisihkan waktu untuk pekerjaan ini, harus panas-panasan. Aku pun salut," kata dia.

Dia berharap hal tersebut bisa menjadi pemicu bagi para pemuda lain untuk ikut bergerak membasmi wabah Covid-19.

Dia mengimbau semua tempat ibadah agar tidak segan menghubungi mereka jika ingin mendapatkan penyemprotan disinfektan.

Pihak yang berminat hanya perlu menghubungi GMC19 melalui https://gmc19.online.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/02/19063371/bermodal-jas-hujan-angel-bersama-kelompok-muda-mudi-gereja-basmi-virus

Terkini Lainnya

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke