Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Rainier H Daulay mengatakan dengan ditutupnya hotel-hotel tersebut, ribuan karyawan terancam tidak mendapatkan pemasukan.
"Kalau satu hotel 100 karyawan ya hitung-hitung saja berapa (karyawan yang dirumahkan)," kata dia saat dihubungi, Sabtu (4/4/2020).
Selain karyawan yang terbengkalai, perusahaan juga akan gigit jari karena merugi total.
Namun di tengah kondisi ini, pemerintah pusat melalui menteri terkait dinilai tidak melakukan tindakan terkait meruginya para pengusaha hotel.
Seharusnya, pemerintah memberikan bantuan berupa peringanan biaya pajak bagi pengusaha yang bergerak di bidang perhotelan.
"Seharusnya pajak-pajak tidak dibayar dulu, tetap saja disuruh bayar. Bunga bank distop dulu, tetap saja bank uber-uber kita bayar bunga. Mau bayar pakai apa orang enggak ada tamu," kata dia.
Selain itu, PHRI serta para pelaku usaha lain sudah berdiskusi dan memberikan masukan kepada pemerintah agar bisa menyelamatkan para pengusaha perhotelan berikut karyawanya.
"Saya tidak melihat ada upaya-upaya yang ada realisasi. Upaya mungkin ada, ngomong kan upaya. Tapi kan action enggak ada," kata dia.
Dia berharap ada perhatian khusus bagi para pelaku usaha yang mulai terseok di tengah wabah Covid-19.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/04/20291231/1500-hotel-tutup-karena-covid-19-pengusaha-minta-keringanan-pajak