Salin Artikel

Cerita Pedagang Asinan di Bekasi, Tetap Jualan di Tengah Pandemi Corona demi Nafkahi Keluarga


BEKASI, KOMPAS.com -Kasus positif Covid-19 di Kota Bekasi masih terus meningkat setiap hari. Data paling akhir pada Selasa (21/4/2020), ada 202 pasien positif di Kota Bekasi.

Meski demikian, kenyataan tersebut seolah tidak memengaruhi Sukarman, pedagang asinan di Jatiasih, Bekasi. Dia tetap menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda.

Pria berusia 66 tahun ini mengaku turun omzet sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bekasi.

Sebab tidak banyak orang yang membeli dagangannya meski dia sudah berkeliling. Pria yang akrab disapa Arman ini mengaku omzetnya turun dari Rp 500.000 menjadi Rp 200.000.

“Turun banget omzetnya jadi Rp 200.000 bahkan kadang malahan sampai kurang Rp 100.000 bahkan kurang,” ucap Arman, saat dihubungi, Selasa.

Meski omsetnya berkurang bahkan kadang kala asinannya tidak habis, Arman tetap semangat untuk berkeliling jualan.

Hal itu ia lakukan untuk bisa makan dan mencukupi kebutuhan keluarganya.

“Anak saya juga masih ada yang kuliah satu orang makanya buat biayai kuliah dia sama buat makan,” ucap Arman.

Bagi Arman, hal yang lebih menakutkan adalah tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Meskipun risikonya adalah bekerja dengan bayang-bayang penyebaran corona di luar rumah.

“Ya mau bagaimana lagi ini kan kita butuh uang juga mau makan, susah mbak kalau ngandelin orang kan buat kasih makan kita,” ujar Arman.

Tidak diizinkan berkeliling oleh anak

Beberapa hari belakangan ini, lanjut Arman, ia tak lagi berkeliling lantaran tak diperbolehkan anak-anaknya.

Mereka khawatir ayahnya akan tertular Covid-19, apalagi usia Arman sudah tidak muda lagi.

“Anak saya bilang mending jualannya mangkal aja karena kan sudah makin banyak ya kasusnya (Covid/29). Akhirnya saya jualan mangkal di kawasan Wibawa Jati Asih Mekar,” kata dia.

Ia pun kini hanya menunggu pelanggan untuk datang membeli asinan yang dijual. Arman berjualan mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Setiap harinya, ia hanya membuat 30 asinan untuk dijualnya dengan harga Rp 15.000.

Arman kini berjualan dan menyiapkan kebutuhan dagangannya sendiri. Sebab kini istrinya tengah ada di kampung khawatir jadi pembawa atau tertular Covid-19 jika pulang ke Jakarta.

“Iya enggak apa-apa di kampung dulu takutnya kalau ke Jakarta malah tertular Covid-19 atau bisa jadi pembawa makanya biarin dia di sana sampai selesai Covid-19,” ujar Arman.

Keadaan yang demikian pun tak membuat semangatnya surut untuk berdagang. Hari demi hari ia menunggu pelanggan menghampirinya untuk membeli asinan.

Dia senang saat ada beberapa pelanggannya yang mulai mengetahui tempat Arman berjualan. Bahkan pelanggannya pula yang mempromosikan dagangan Arman.

“Kalau laku pukul 15.00 WIB sudah habis, bersyukur ada orang baik yang promoin jualan saya,” ucap dia.

Meski pelanggannya tak sebanyak saat aktivitas normal, namun ia tetap bersyukur.

Menjelang bulan Ramadhan ini, dia pun berharap kasus Covid-19 di Kota Bekasi segera selesai, sehingga lebih banyak pelanggan yang mencari dagangannya saat ngabuburit nantinya.

“Yah saya mah berharapnya cepet selesai ya kasus Covid-19, kan seru nanti ngabuburit ramai pedagang yang jualan dibanding begini sepi banget,” tutur dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/22/10265121/cerita-pedagang-asinan-di-bekasi-tetap-jualan-di-tengah-pandemi-corona

Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke