Salin Artikel

Dilema Buruh Pasca-PHK, Bingung Hidupi Keluarga, tetapi Tak Bisa Pulang Kampung

Arief tidak sendiri, dia bersama 31 orang lainnya terpaksa harus kehilangan mata pencarian karena pandemi Covid-19.

"Perusahaan tidak melanjutkan karena alasannya Covid-19, dan bisa dibilang pailitlah," kata Arif saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (29/4/2020).

Arif yang kini tinggal di rumah kontrakan di Kelurahan Jurumidi, Kota Tangerang, bersama istri dan seorang anak berusia enam bulan harus gigit jari, memikirkan nasibnya ke depan seperti apa.

Pasalnya, dia tidak punya pilihan lagi selain berdiam diri di Kota Tangerang lantaran akses ke kampung halaman istrinya di Pandeglang sudah tertutup.

Arif mengatakan pernah mencoba nekat pulang kampung ke Pandeglang, tetapi tak bisa lantaran penjagaan ketat dari aparat yang tak mengizinkan dia pulang kampung.

"Jalannya ditutup, Pak (kalau mudik). Saya sudah mau coba ke Pandeglang, rumah istri saya, jalannya ditutup," tutur Arif.

Dengan nada tertawa kecil, Arif hanya mengatakan sudah saatnya dia dan keluarganya menghadapi kenyataan dengan senyuman.

"Saat ini tetap berjuang dan bersabar dalam senyuman aja," kata dia sembari tertawa.

Arif bukanlah satu-satunya yang memiliki kepastian masa depan yang suram di tengah Covid-19 ini.

Arif bercerita, banyak temannya yang ikut terkena PHK khawatir dengan mata pencarian yang kian tak pasti.

Sebagian dari mereka mengadu nasib di jalanan menjadi ojek online meskipun Kota Tangerang berstatus PSBB.

Sebagian lainnya mencoba peruntungan, melamar sana-sini, tetapi tak ada tempat yang menerima.

"Sebagian dari teman-teman saya dan saya sendiri terus terang mengalami krisis ekonomilah," ujar Arif.

"Mereka mengeluhkan anyep-anyep mulu. Ada teman-teman saya yang mencari kerja juga, cuma kendala enggak dapat-dapat juga, karena kawan-kawan rata-rata mengalami kesulitan masalah Covid-19," ujar dia.

Terkait bantuan dari pemerintah, Arif mengatakan, tak ada satu pun bantuan pemerintah yang menyentuh keluarganya, bahkan Kartu Prakerja yang digadang-gadang akan membantu banyak kesulitan dari mereka yang terkena PHK.

"Saya kemarin sudah pernah coba, tapi kok enggak bisa-bisa, apa saya salah atau bagaimana, enggak tahu," tutur Arif.

Nasib penolakan proses aplikasi Kartu Prakerja juga dialami teman-temannya yang terkena PHK.

Kini dia mencoba mengadu nasib dengan menjadi marketing dadakan barang-barang yang kemungkinan bisa dijual dari jaringan buruhnya.

Dia berharap ada solusi dari pemerintah terhadap ketidakpastian masa depan pendapatan buruh yang terkena PHK akibat Covid-19.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/29/16324141/dilema-buruh-pasca-phk-bingung-hidupi-keluarga-tetapi-tak-bisa-pulang

Terkini Lainnya

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Megapolitan
Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Megapolitan
Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Megapolitan
Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Megapolitan
Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke