Salin Artikel

Usia Produktif Dominasi Kasus Covid-19 di Depok, Bukti PSBB Belum Efektif

Total kasus positif Covid-19 di Depok mencapai 427.

Sebanyak 236 orang atau 55 persen di antaranya merupakan pasien berusia 20-49 tahun.

Dominasi kelompok usia produktif pengidap Covid-19 di Depok bisa semakin nyata jika menyesuaikan dengan tolok ukur pemerintah, bahwa usia produktif ada di rentang 15-65 tahun.

Namun, data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok mengelompokan usia pasien positif Covid-19 dalam rentang: 0-5, 6-19, 20-29, 30-39, 40-49, 50-59, 60-69, 70-79, dan 80 tahun ke atas.

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko menyampaikan, pola ini memberikan arti tersendiri.

"Harusnya kan usia lanjut yang kena (Covid-19) karena imunitasnya rendah. Kondisi nasional dan negara lain juga menunjukkan pola yang sama," kata Tri ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (20/5/2020).

"Kalau menularnya di usia kerja atau produktif, berarti menularnya berkaitan dengan pekerjaan, entah tertularnya di Jakarta atau di transportasi umum," imbuh dia.

Data tersebut juga mencerminkan bahwa PSBB belum efektif untuk menekan pergerakan penduduk, sekaligus membuktikan bahwa warga Depok yang saat ini masih banyak berseliweran merupakan mereka yang produktif/bekerja.

"Di Depok iya (tandanya PSBB belum berhasil menekan pergerakan orang). Karena semua tetap mencari uang. (Okupansi) transportasi pada umumnya berkurang hanya 20 persen. Jadi tidak terasa berkurangnya," jelas Tri.

Di samping itu, sebagian warga usia produktif kemungkinan besar masih beraktivitas di pasar-pasar, terlebih menjelang Idul Fitri seperti sekarang.

Tak menutup kemungkinan, pasar-pasar tertentu berpotensi jadi simpul penularan Covid-19 khususnya bagi kalangan perempuan, mengacu karakteristik demografi penduduk Depok.

"Di pasar-pasar saat dilakukan rapid test (uji cepat), yang reaktif cukup banyak. Misalnya di Pasar Musi ada 8-9 orang reaktif," ujar Tri.

"Kalau perempuan kemungkinan besar di pasar. Kalau laki-laki kemungkinan di Jakarta, di transportasi umum," tambah dia.

Oleh karenanya, Tri tak sepakat jika Depok berencana melonggarkan PSBB dalam waktu dekat.

Sebab, tanpa dilonggarkan saja, PSBB belum diterapkan secara berhasil di lapangan untuk menekan pergerakan warga.

Maka, ia juga ragu bila rencana pemerintah pusat menerapkan "new normal", yang mensyaratkan penerapan ketat protokol kesehatan, dapat berjalan optimal.

"Masyarakatnya (Depok) belum berbudaya new normal. Contoh, pakai masker ke mana-mana. Kira-kira cuma 70 persen yang taat pakai (masker)," kata Tri.

"Kalau kita (Depok) ikut-ikutan dibuka lebih cepat, ya bisa akhir Juli baru mencapai puncaknya. Karena kalau dibuka akan menjadi lambat penyelesaiannya," jelas dia.

Sebagai informasi, kasus positif Covid-19 per Selasa (19/5/2020) telah mencapai 431 orang, 102 di antaranya dinyatakan sembuh.

Namun, Kota Dpeok mencatat total 89 kematian yang berkaitan dengan Covid-19, yakni korban meninggal berstatus positif Covid-19 sebanyak 21 orang dan korban meninggal berstatus suspect (diduga terjangkit) Covid-19 sebanyak 68 orang.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/20/17202171/usia-produktif-dominasi-kasus-covid-19-di-depok-bukti-psbb-belum-efektif

Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke