Salin Artikel

Wali Kota Tangerang Khawatir Gelombang Kedua Covid-19 jika Warga Tak Disiplin Pakai Masker

Arief mengatakan, kemungkinan saja gelombang kedua terjadi saat penerapan new normal atau gaya hidup normal yang baru, namun masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan.

Salah satunya menggunakan masker.

"Jadi yang dibutuhkan adalah kedisiplinan masyarakat untuk tetap disiplin gunakan masker, jaga jarak dan juga PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)," kata Arief dalam keterangan tertulis, Kamis (28/5/2020).

Arief mengatakan, untuk menjaga kedisiplinan masyarakat, meskipun nanti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berakhir, tapi sanksi untuk pelanggar protokol kesehatan akan tetap berlaku.

Sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan seperti tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah akan tetap diberlakukan sampai Covid-19 benar-benar hilang di Kota Tangerang.

"Akan diberikan sanksi bagi pelanggar dan ini akan dierapkan hingga pandemi ini berakhir," tutur Arief.

Arief akan menyiapkan protokol terkait normal baru yang kemungkinan akan segera diterapkan di Kota Tangerang apabila Pemerintah Pusat siap menggaungkan cara hidup normal yang baru.

"Selain mempersiapkan protokol, kami juga akan melakukan razia secara masif bagi pelanggar-pelanggar. Kita ingin masyarakat saling jaga, bergotong-royong dalam penanganan Covid. Jadi harus aman buat diri kita, aman juga buat sesama," kata dia.

Adapun data terbaru yang dilansir website covid19.tangerangkota.go.id, Kota Tangerang mencatat ada 343 kasus positif Covid-19 dengan rincian 29 kasus meninggal dunia, 159 orang sembuh, dan 155 pasien masih dalam perawatan.

Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 1012 kasus, Orang Dalam Pemantauan (ODP) 2522 kasus, dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 905 kasus.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/28/15415791/wali-kota-tangerang-khawatir-gelombang-kedua-covid-19-jika-warga-tak

Terkini Lainnya

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke