Rabu (24/6/2020) lalu misalnya, busa menutupi permukaan air kali itu. Bau menyengat pun menyeruak dari kali. Ikan-ikan tampak mati dan mengapung.
Air Kali Bekasi tampak cokelat pekat. Sampah-sampah menumpuk di tengah. Hal itu membuat Kali Bekasi tampak jorok dan kotor.
Pemandangan semacam itu bukan sesuatu yang baru. Itu terjadi tiap tahun saat musim kemarau.
Permasalahan tersebut tak kunjung usai. Warga, terutama di pinggir kali, disuguhi bau busuk dan pemandangan tak sedap
Mengapa kali itu berbusa?
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan busa tersebut diduga berasal dari limbah domestik dan limbah pabrik di hulu sungai.
Ia mengatakan, limbah domestik dan pabrik yang dibuang ke Kali Cileungsi Kabupaten Bogor lalu mengalir ke Kali Bekasi.
“Nah itu kan terjadi (busa) sebelum masuk ke Kota Bekasi tuh di Curug Parigi. Jadi memang... penangannya harus secara integrasi antara Kabupaten Bekasi, Kota Depok, dan Kabupaten Bogor,” kata Tri, Kamis lalu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Yayan Yuliana mengatakan, air Kali Bekasi sudah tidak bisa diolah untuk menjadi air minum karena sudah tercemar limbah.
Ia menambahkan, pihaknya sudah melaporkan hal itu kepada Kementerian PUPR dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).
Ia mengatakan, saat itu telah terbentuk tim untuk mengatasi pencemaran kali itu, terutama masalah bau busuk dan air yang berbusa beberapa hari belakangan ini.
Tim tersebut berasal dari Pemkot Bekasi, Pemerintah Kabupaten Bogor, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Menurut dia, tim yang dibentuk Pemkot Bekasi, Kabupaten Bogor, hingga Pemerintah Pusat akan mengawasi perusahaan atau pabrik yang membuang limbah sembarangan ke kali. Para petugas akan menyisir sungai dan kali setiap hari.
Yayan mengancam akan memberi hukuman terhadap pabrik yang ketahuan buang limbah sembarangan ke kali.
Dalam empat tahun terakhir, ada empat perusahaan yang disegel karena membuang limbah ke Kali Bekasi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/30/10155731/kali-bekasi-dan-bau-busuk-yang-tak-kunjung-sirna