Salin Artikel

Menelusuri Jalur Menuju Danau Cavalio, Tempat yang Diduga Didatangi Editor Metro TV Yodi Prabowo

JAKARTA, KOMPAS.com - Lokasi Warung Amir di pinggir danau yang disebut polisi pernah didatangi oleh editor Metro TV, Yodi Prabowo terletak tak jauh dari tempat penemuan mayat Yodi.

Dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), lokasi warung tersebut berjarak sekitar 400 meter dari tempat penemuan mayat Yodi.

Warung Amir muncul dari hasil olah TKP pihak kepolisian menggunakan bantuan anjing K-9.

Anjing K-9 mengedus bau dari baju dan pisau yang ditemukan dekat mayat Yodi.

Kompas.com sempat menelusuri jalan menuju pinggir danau yang dikenal masyarakat dengan nama Danau Cavalio.

Kompas.com memulai penelusuran dari Warung Gifa yang terletak di seberang tempat penemuan mayat Yodi menggunakan motor.

Ada beberapa jalur masuk menuju Danau Cavalio. Ada yang menggunakan akses motor, ada juga yang menggunakan akses jalan kaki.

Perjalanan bisa melewati Gang Batako dan juga melewati Tempat Pemakaman Umum (TPU)

Sekitar 25 meter dari Warung Gifa tepatnya ke arah TPU Kober Ulujami, ada tempat pembuatan batu nisan. Sekitar 25 meter setelah tempat pembuatan batu nisan, ada sebuah gang kecil beraspal dengan lebar sekitar tiga meter.

Kompas.com berbelok masuk ke dalam gang itu. Jalan agak menurun. Di sebelah kiri jalan ada terdapat tembok rumah warga dan di sebelah kiri langsung terdapat kuburan.

Sekitar 100 meter dari mulut gang, jalan berbelok ke kiri dan langsung menikung kembali ke kanan.

Jalan gang di tikungan tersebut diapit oleh kuburan di kiri dan kanan jalan. Jalan kembali lurus sekitar 25 meter hingga menikung kembali ke arah kanan.

Di dekat tikungan, ada sebuah musala kecil. Jalan kembali lurus dan rumah-rumah padat penduduk berdiri di kiri dan kanan gang yang berbatasan dengan TPU Kober Ulujami.

Dari penelusuran singkat mulai mulut gang, lokasi Danau Cavalio terkesan tersembunyi. Kompas.com sempat bertanya kepada warga sekitar dan diberikan rekomendasi arah.

Semua rekomendasi yang diberikan mengarah ke sebelah kiri jalan. Rekomendasi untuk jalan kaki juga diberikan.

Kompas.com lalu berhenti di pinggir lapangan selebar kira-kira 10 meter setelah menempuh jarak sekitar 100 meter dari tikungan terakhir. 

Dari situ, warga mengarahkan Kompas.com untuk menuju Danau Cavalio melewati gang sempit selebar setengah meter dengan berjalan kaki. Di ujung gang, ada Masjid Al-Ikhlas.

Kontur jalan kemudian menurun curam di depan Masjid Al-Ikhlas. Kompas.com menuruni jalan melewati anak tangga.

Setelah melewati tangga, Danau Cavalio terlihat. Warung Amir berada di sebelah kiri jalan jika menghadap Danau Cavalio.

Jalan di pinggir Danau Cavalio berbentuk paving block. Pohon rindang membuat suasana makin teduh dan angin bertiup cukup kencang pada malam itu.

Kondisi di Danau Cavalio sekitar pukul 20.00 WIB malam itu sepi. Hanya ada beberapa penjaga warung dan warga sekitar yang sedang memancing ikan di danau.

Pemilik Warung Pendopo Bu Mimi, Sulasmi (45) mengatakan kondisi Danau Cavalio memang sepi baik pada pagi hingga malam hari.

Tak banyak orang yang berkunjung untuk bersantai atau jajan di warung pinggir Danau Cavalio.

“Jangankan dapat ratusan ribu. Puluhan ribu saja susah dapet,” ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (15/7/2020).

Area Danau Cavalio termasuk ke dalam wilayah yang terkena aturan pembatasan sosial berskala lingkungan (PSBL) sejak 16 Juni 2020.

Sejak bulan lalu, ia sulit mendapatkan pelanggan lantaran penerapan PSBL.

Akses masuk Danau Cavalio menurut Sulasmi dibatasi. Beberapa akses ditutup untuk mengurangi keramaian di Danau Cavalio.

Pemilik Warung Amir, Sari (53) mengatakan bahwa warungnya juga sepi sejak bulan lalu. Kondisi warungnya tak jauh berbeda dengan warung milik Sulasmi.

“Anak di sini sepi yang nongkrong. Bapak-bapak saja yang mancing di sini,” ujar Sari.

Menurut dia, pengunjung yang datang juga biasanya dari petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). Sari menyebutkan, tak banyak orang baru yang berkunjung ke warungnya.

Warungnya buka pukul 08.00 - 18.00 WIB. Di warungnya menjual mi instan dan kopi.

Di depan Warung Amir pada Sabtu (11/7) lalu, anjing K-9 sempet berputar-putar. Sari mengatakan, pada saat itu suaminya, Amir sedang membersihkan kulit ikan sepat.

"Saya pikir karena amis, jadi anjingnya ke sini," ujarnya sambil tertawa.

Sari pun membantah jika disebut suaminya mengenal Yodi Prabowo. Ia beralasan, akan mengenal orang-orang yang sering berkunjung ke warungnya.

Kompas.com beberapa kali menunjukkan foto Yodi Prabowo kepada Sari. Ia pun menggelengkan kepala dan bilang tak mengenal wajah Yodi.

Penelusuran anjing K-9 menuju Warung Amir adalah bagian dari upaya pengumpulan petunjuk kasus kematian Yodi. 

Yodi sendiri ditemukan tewas di pinggir Tol JORR Pesanggrahan, Ulujami pada Jumat (10/7). Informasi penemuan mayat Yodi diawali dari laporan tiga anak kecil yang sedang bermain layang-layang di sekitar tempat penemuan.

Berdasarkan olah tempat kejadian, polisi menemukan dompet berisi KTP, NPWP, kartu ATM, sepeda motor Honda Beat warna putih bernomor B 6750 WHC, tiga STNK, uang sebesar Rp 40.000, helm, jaket, dan tas milik korban.

Hingga kini, kasus kematian Yodi masih menyimpan teka-teki. Polisi sudah memeriksa lebih dari 23 saksi yang terdiri dari orang terdekat, keluarga, kekasih, rekan kerja, dan saksi-saksi di sekitar tempat penemuan.

Polisi juga sedang memeriksa sidik jari di barang-barang bukti termasuk sebilah pisau dapur yang ditemukan di dekat mayat Yodi.

Polisi juga memeriksa rekaman video Closed-circuit television (CCTV) di sekitar tempat penemuan mayat dan jalur perlintasan Yodi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/16/20440501/menelusuri-jalur-menuju-danau-cavalio-tempat-yang-diduga-didatangi-editor

Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke