Salin Artikel

Cerita Pasien Covid-19, Terinfeksi Setelah Protokol Kesehatan Kendur

Dampaknya, penambahan kasus Covid-19 terus melonjak, terutama di wilayah Jabodetabek.

Beragam alasan yang membuat mereka tidak patuh protokol kesehatan. Tak sedikit di antara mereka yang percaya pada teori konspirasi terkait Covid-19.

Rhozali (26), salah satu pasien Covid-19 di rumah sakit swasta, mengaku sangat miris melihat kondisi di masyarakat saat ini.

“Sedih banget sih sama mereka yang menganggap virus ini tidak nyata. Padahal, saya sedang berjuang melawan Covid. Coba aja mereka sini gantian sama saya di rumah sakit,” ucap Rhozali kepada Kompas.com, Jumat (7/8/2020).

Rhozali mengatakan, biasanya orang-orang abai terhadap protokol kesehatan karena belum merasakan sakit karena Covid-19.

Mereka akan mulai waspada ketika ada orang terdekatnya terinfeksi Covid-19.

“Mereka bisa saja tidak percaya karena enggak ada orang terdekatnya yang kena Covid-19. Coba aja ada keluarganya atau dia sendiri kena, palingan langsung pada taat aturan,” kata Rhozali.

Ia mengakui, ketika pemerintah mulai melonggarkan PSBB, dirinya sering abai menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Tak seperti saat awal pandemi Covid-19, ia selalu menggunakan masker hingga rutin membersihkan tangan.

Belakangan, Rhozali kerap melepas maskernya ketika berada di kantor karena menganggap teman-teman kerjanya dalam keadaan sehat.

“Saya mengakui saya agak kendur juga, kita tidak sesering dulu pakai hand sanitizer, dulu heboh banget pas awal-awal. Masker ganti beberapa kali, jaga jarak beneran karena takut baru gitu," ujar dia.

"Sekarang kendor dari pemerintah malah disalahartikan oleh masyarakat. Kayak ini udah mau kendor, ini hand sanitizer tidak dikenakan, sesama teman tidak pakai masker,” ujar dia.

Kini, ia baru merasakan bagaimana sulitnya berjuang melawan Covid-19 dan menghabiskan waktu berminggu-minggu di rumah sakit.

Ia harus berkali-kali menjalani tes swab untuk memastikan apakah sudah negatif Covid-19.

Rhozali mengingatkan masyarakat untuk lebih ketat menerapkan protokol kesehatan. Dengan menerapkan protokol kesehatan, artinya peduli akan sesama.

“Harus lebih diperketat sih protokol kesehatannya, jangan kendor. Kita kan tidak akan pernah tahu virus itu akan ada di tubuh kita kapan. Yang penting jangan abai karena dengan menjalani protokol kesehatan kita bisa melindungi diri kita dan orang lain juga,” tutur dia.

Pantauan Kompas.com, hingga saat ini masih banyak warga yang tidak mengenakan masker ketika beraktivitas di luar rumah.

Tidak sedikit warga yang menggantungkan masker di leher atau dagu. Ketika ditegur petugas, mereka baru mengenakan kembali masker.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sebagai kebiasaan baru.

Yuri menyebut, tidak boleh ada lagi yang menjalankan kebiasaan lama dengan tidak memakai masker atau tak menjaga jarak dengan orang lain.

"Terapkan kebiasaan-kebiasaan baru kita. Kita tidak boleh lagi menjalankan kebiasaan lama yang merasa aman dengan tidak menggunakan masker, yang merasa aman dengan tidak menjaga jarak," kata Yuri di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (25/6/2020).

Yuri mengatakan, hingga saat ini penularan Covid-19 di Indonesia masih terus terjadi.

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan pemerintah, ditemukan bahwa faktor penyebab menyebarnya virus adalah masyarakat yang tak mematuhi protokol kesehatan. Baik itu tak menjaga jarak atau tak menggunakan masker.

"Dari kasus positif yang kita rawat, selalu faktor tidak menjaga jarak, faktor tidak menggunakan masker. Ini adalah faktor utama yang menyebabkan penularan," ujar Yuri.

Yuri menyebut bahwa membiasakan diri menerapkan protokol kesehatan harus dimulai dari keluarga.

Keluargalah yang menjadi kekuatan utama untuk adaptasi kebiasaan baru, yakni kebiasaan menjaga jarak, menggunakan masker, dan kebiasaan mencuci tangan.

"Inilah kebiasaan baru yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari kt karena kita yakin apabila ini dilakukan ssecara serempak, secara bersaama-sama, secara terus menerus ini akan menjadi sebuah kekuatan besar untuk mencegah penyebaran Covid-19," kata Yuri.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/07/13000431/cerita-pasien-covid-19-terinfeksi-setelah-protokol-kesehatan-kendur

Terkini Lainnya

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani 'Open BO' Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani "Open BO" Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Megapolitan
Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke