Salin Artikel

Viral Video Warga Tolak Pemakaman Jenazah Pasien Suspect di Kabupaten Bekasi, Ini Penjelasan Polisi

Pemakaman warga Desa Tanjungsari, Cikarang Utara berinisial A ditolak oleh warga di kawasan TPU Kaliulu Desa Tanjungsari Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, Sabtu (8/8/2020).

Video penolakan pemakamam jenazah dengan protokol Covid-19 itu tersebar di media sosial.

Dalam video itu tampak beberapa orang sedang marah kepada petugas RSUD Kabupaten Bekasi yang menggunakan alat pelindung diri (APD) saat hendak memakamkan jenazah pasien suspect.

Warga meminta pertanggungjawaban rumah sakit yang belum memberitahu hasil dari pemeriksaan pasien tersebut apakah Covid-19 atau tidak.

“Lo bertanggung jawab dong, jangan asal bilang Covid aja,” ucap salah satu warga ke arah petugas RSUD Bekasi.

“Shalatin itu ada Mushalla, jangan takut lo sama Covid, apa-apaan ini pakai baju APD begini. Penghinaan ini namanya, setan lo,” timpal warga lainnya.

Petugas RSUD Kabupaten Bekasi ini lantas diusir dari TPU Kaliulu. Bahkan ada warga yang memukul salah satu petugas tersebut.

Kapolres Metro Bekasi Kombes Hendra Gunawan mengonfirmasi hal tersebut.

“Benar ada beberapa warga yang keberatan dan menolak pemakaman jenazah tersebut. Itu hanya kesalahpahaman,” ujar Hendra saat dihubungi, Senin (10/8/2020).

Hendra mengatakan, awalnya warga hanya mengetahui A, pasien suspect Covid-19 hanya memiliki sakit diabetes dan jantung.

Lalu, A dirawat di RSUD dan melakukan test swab. Namun, enam hari kemudian hasilnya belum juga keluar.

Akhirnya, A meninggal tanpa diketahui apakah positif Covid-19 atau tidak. Meski demikian, A dimakamkan sesuai dengan protokol Covid-19.

A yang merupakan salah satu tokoh agama sempat dishalatkan di rumahnya didampingi petugas dan keluarganya.

“Karena merasa gejalanya bukan ke arah Covid, jadi dimakamkan di TPU tanpa pengawalan dari polisi,” kata dia.

Namun, kata Hendra, saat hendak dimakamkan, warga ada yang tidak terima jika A dimakamkan dengan protokol Covid.

Warga lain kemudian diprovokasi sehingga menimbulkan keributan.

Hendra mengatakan, keributan itu tak berlangsung lama. Sebab pihak kepolisian langsung datang ke lokasi.

Warga yang membuat keributan dan petugas RSUD langsung melakukan mediasi menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Akhirnya A dimakamkan di TPU umum oleh warga sekitar dan petugas kesehatan kok,” kata dia.

“Kami juga kedepan minta kepada RSUD jika ada kasus pasien suspect segera dilakukan swab dan hasilnya harus dipercepat. Sehingga tidak menimbulkan kerusuhan seperti ini, atau paling tidak pengawalanlah dari kepolisian,” tambah dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/10/09361001/viral-video-warga-tolak-pemakaman-jenazah-pasien-suspect-di-kabupaten

Terkini Lainnya

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke