Kedua kubu saling serang, dengan puncaknya terjadi ketika segmen tanya jawab bebas.
Pada segmen itu, ada kesempatan di mana calon wakil wali kota nomor urut 2 Imam Budi Hartono menyerang lawannya calon wakil wali kota, Afifah Alia.
Imam menyindir Afifah yang kerap kali tidak paham soal singkatan-singkatan yang dilontarkan Imam.
Politikus PKS itu bertanya soal rencana implementasi janji Afifah menaikkan kesejahteraan guru swasta tiga kali lipat dari sebelumnya, melalui mekanisme di KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara).
"Kalau tidak tahu KUA-PPAS, kebijakan umum anggaran, terima kasih," sindir Imam.
Afifah sama sekali tak menyinggung soal mekanisme penambahan honor guru swasta melalui KUA-PPAS.
"Mengenai mekanismenya pastinya akan kami pelajari," ujar politikus PDI-P itu.
"Yang jelas satu guru-guru di Depok masih mengeluh bahwa insentifnya sangat rendah. Masalah-masalah seperti itu akan learning by doing," katanya.
Afifah lalu menyoroti soal rencananya akan menempatkan ASN pada tempatnya, mengklaim bahwa program yang akan mereka bangun tak akan hanya jadi wacana.
"Dari dulu 15 tahun bicara Depok Cyber City, bicara smart city ternyata kenyataannya pelayanan secara online cuma tiga," sindir Afifah terhadap Imam yang partainya sudah berkuasa tiga periode di Kota Depok.
"Jangan buat program 1000 kios, nggak sesuai sama keinginan UMKM ternyata, kiosnya mangkrak. Bicara lagi Depok bebas sampah, dapat Adipura, padahal kali di Depok penuh dengan sampah," ungkap Afifah.
"Saya merasa bahwa semua pemimpin awalnya juga tidak punya pengalaman. Pak Jokowi juga tidak punya pengalaman dalam memimpin tapi bagaimana jiwa pemimpin, bagaimana mengatur, itu yang terpenting," katanya.
Di momen ini, Imam menyerang balik sambil berseloroh.
"Terima kasih, Bu Afifah luar biasa, menjawabnya terlalu jauh dari apa yang saya tanyakan. Yang saya tanyakan adalah tiga kali lipat kesejahteraan guru SMA dan SMK swasta yang pernah saya dengar dalam kampanyenya," ungkap Imam.
"Saya juga bingung bagaimana menanggapi apa yang disampaikan Bu Afifah, terlalu tidak fokus terhadap apa yang ditanyakan oleh kami. Kami melihat bahwa ini saatnya bisa disetop oleh penyelenggara karena apa yang ditanyakan oleh kami ternyata jawabannya terlalu luas, seluas lautan," imbuhnya.
Sebagai informasi, Pilkada Depok 2020 menjadi ajang tempur dua kandidat petahana.
Wali Kota Depok Mohammad Idris, kalangan nonpartai yang dekat dengan PKS, bakal berupaya menyongsong periode kedua kekuasaannya.
Ia berduet dengan kader PKS, Imam Budi Hartono yang telah 2 periode duduk di DPRD Jawa Barat.
Idris-Imam diusung 17 kursi di parlemen, yakni melalui PKS, Demokrat, dan PPP serta Partai Berkarya di luar parlemen.
Sementara itu, Pradi Supriatna, wakil Idris saat ini di pemerintahan, akan berusaha menjabat Depok 1.
Ia berpasangan dengan Afifah Alia, kader perempuan PDI-P yang gagal lolos ke Senayan pada Pileg 2019 lalu.
Pradi-Afifah diusung koalisi gemuk terdiri dari 33 partai di DPRD Kota Depok, yakni Gerindra, PDI-P, Golkar, PAN, PKB, dan PSI, serta 7 partai lain di luar parlemen.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/04/22062361/afifah-sindir-hasil-15-tahun-pks-berkuasa-di-depok-imam-jawabnya-terlalu