JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas (Plt) Kepala SMPN 250 Cipete Jakarta Selatan, Setiabudi menjelaskan soal ujian sekolah yang memuat nama Anies dan Mega muncul karena terburu-buru.
"Kami terburu-buru untuk waktu (pelaksanaan ujian) yang sudah ditentukan," ujar Setiabudi saat rapat agenda klarifikasi di Komisi E Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/12/2020).
Setiabudi menjelaskan, sebenarnya tim telaah sudah dibentuk dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di sekolah tersebut.
Dia mengakui, tim telaah tersebut tidak melakukan editing soal yang sempurna sehingga soal-soal yang tidak diinginkan bisa lolos dalam soal ujian sekolah tersebut.
"Diedit beberapa soal saja sehingga kami terlewatkan itu," ucap Setiabudi.
"Jadi mohon maaf kalau seandainya ada hal yang tidak berkenan dari semua yang hadir pada hari ini," kata Setiabudi.
Adapun kasus rasial di lingkungan pendidikan DKI Jakarta sempat terjadi pada Oktober 2020 lalu. Seorang guru berinisial TS mengajak siswanya untuk memilih ketua OSIS berdasarkan agama yang diyakini calon ketua OSIS.
Sedangkan kasus guru yang membawa unsur politik elektoral terjadi pada 12 Desember 2020 yang membuat soal ujian sekolah menggunakan nama tokoh politik.
Dalam soal tersebut dua nama tokoh politik seperti Anies dan Mega digambarkan sebagai sosok yang berlawanan sehingga dinilai soal tersebut mendiskreditkan nama Mega dan membuat citra nama Anies naik.
"Anies selalu diejek Mega karena memakai sepatu yang sangat kusam," tulis soal ujian sekolah tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/15/19194351/muncul-soal-ujian-anies-diejek-mega-kepala-smp-250-bilang-karena-terburu