Salin Artikel

Ketika Pemprov DKI Heran Risma Temukan Tunawisma di Sudirman-Thamrin Saat Blusukan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengomentari aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma baru-baru ini di Jalan Sudirman-Thamrin.

Pada Senin (4/1/2021), Risma menyusuri sepanjang jalan protokol di Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.

Sepanjang blusukan tersebut, Risma bertemu dengan beberapa gelandangan dan mengajak mereka berdialog.

Dari perbincangan tersebut, para gelandangan itu mengaku kepada Risma bahwa mereka tidak punya rumah di Jakarta.

Mantan Wali Kota Surabaya itu mengajak gelandangan yang ia temui agar mau diberi pembinaan.

"Ikut saya ya Pak, nanti saya carikan balai. Nanti ada temannya banyak, nanti masih bisa mulung. Saya bantu cari kerjaan, supaya bisa makan, supaya bisa tidur, enggak kehujanan," kata Risma mengajak salah seorang gelandangan.

“Ibu mau ikut saya ya. Nanti saya kasih tempat tinggal. Mau ya? Mau? Tapi Ibu jangan ke mana-mana. Nanti ada yang jemput,” ujar Risma kepada tunawisma lain.

Wagub DKI: Tunawisma ada di Jakarta, tapi...

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria kemudian menanggapi aksi blusukan Risma.

Ariza mengaku heran Risma bisa menemukan tunawisma di kawasan Jalan Sudirman dan Thamrin.

"Saya sendiri sudah hidup di Jakarta sejak umur empat tahun baru dengar ada tunawisma di Jalan Sudirman-Thamrin," ujar Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (6/1/2021).

Ariza memaparkan, Jalan Sudirman-Thamrin sebagai jalan protokol yang sering dilalui pejabat dan tamu negara itu cukup panjang dan terbuka.

Sehingga, menurut Ariza, apabila ada tunawisma yang menetap di tempat tersebut pasti akan menjadi perbincangan publik jauh-jauh hari.

Dia pribadi tidak mengelak bahwa pasti ada tunawisma di Jakarta, tapi tidak di Jalan Sudirman-Thamrin.

"Setahu kami Jalan Sudirman-Thamrin itu cukup jauh, kalau ada (tunawisma di pinggiran-pinggiran kota) ada betul, kalau ada di kolong jembatan, ada betul," ucapnya.

Kolong jembatan jadi tempat favorit tunawisma, kata Ariza, karena mungkin dinilai menjadi tempat paling nyaman untuk bermukim.

"Di seluruh Indonesia, ada orang yang belum memiliki rumah mencari tempat berteduh tinggal di tempat paling enak, di antaranya tempat paling enak bagi tunawisma ya di kolong jembatan," ucap Ariza.

Lebih lanjut, Ariza menjelaskan bahwa tunawisma merupakan masalah sosial yang juga terjadi di berbagai dunia.

"Kalau kita ke kota-kota di seluruh Indonesia, bahkan negara maju, juga ada tunawisma yang tinggal berteduh di kolong jembatan," ujarnya.

Tunawisma musiman

Pada Selasa (5/1/2021), Ariza juga telah mengomentari blusukan Risma di kawasan Sudirman-Thamrin.

Menurutnya, gelandangan yang diajak berbincang oleh Risma di area tersebut adalah gelandangan musiman.

"Musiman, itu musiman seperti itu terjadi juga waktu awal-awal (pandemi) Covid-19, itu awal (memasuki bulan) Ramadhan juga terjadi beberapa tempat," ujar Ariza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa.

Ariza menyebutkan, gelandangan musiman ini tidak hanya terlihat di kawasan Sudirman-Thamrin, tetapi juga ada di beberapa pinggir jalan trotoar lainnya.

Ariza mengaku, ia sendiri pernah melihat banyak gelandangan tidur di trotoar dan berharap belas kasih warga yang lewat di daerah Tendean.

"Kejadiannya persis seperti kalau bulan Ramadhan, berharap warga yang mampu yang lewat memberikan bantuan," tutur Ariza.

Pemprov DKI Jakarta, lanjut Ariza, sudah melakukan upaya maksimal untuk menghilangkan gelandangan di Jakarta.

"Memang itu (di) semua kota ada saja, tapi kami kan terus melakukan semua upaya untuk mengurangi bahkan menghilangkan adanya gelandangan, apalagi di daerah-daerah protokol," kata Ariza.

Anies perintahkan Dinsos

Sementara itu, menurut Ariza, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah memerintahkan Dinas Sosial DKI untuk memeriksa pengemis yang ditemui Risma di Jalan Sudirman-Thamrin.

"Pak Gubernur langsung perintahkan kepada Kadinsos untuk mengecek siapa orangnya, kenapa ada di situ," ujar Ariza.

Di sisi lain, Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat Ngapuli Parangin-angin sudah berkoordinasi untuk menjaring tunawisma di wilayahnya.

Bekerja sama dengan jajaran Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Pusat, Ngapuli mengungkapkan pihaknya telah melakukan penjaringan tersebut.

"Semalam kami bersama Satpol PP menjaring 29 penyandang masalah kesejahteraan sosial dan semua ditaruh di GOR Tanah Abang," ucap Ngapuli, Rabu.

Menurutnya, seluruh gelandangan yang sudah terjaring itu akan didata dan menjalani assesment oleh psikolog.

Dari hasil assesment itu dapat diketahui motif mereka menggelandang di jalanan DKI Jakarta.

"Nanti hasil assesment-nya tim psikolog pasti kebaca, kenapa mereka dan ada apa," ujar Ngapuli.

Ngapuli pun memastikan pihaknya akan melakukan pembinaan jika mereka memang benar gelandangan yang tak mempunyai tempat tinggal di DKI Jakarta.

"Kalau memang betul mereka gelandangan akan kami bawa ke panti, kami bina, beri pelatihan dan selama ini kami seperti itu," jelas Ngapuli.

Terkait penemuan gelandangan oleh Risma, Ngapuli curiga para tunawisma muncul karena janji sang Mensos.

"Karena beberapa kali Bu Mensos menginfokan dan akan menjanjikan kepada masyarakat marjinal akan diberikan pekerjaan, diberikan rumah, dan ini agak curiga apakah informasi seperti itu orang yang dari luar Jakarta pada datang ke Jakarta," kata Ngapuli.

Sebelumnya diberitakan, Risma telah gencar melakukan blusukan sejak hari pertama ia bertugas sebagai Mensos pada 28 Desember 2020.

Risma sudah blusukan ke sejumlah titik di wilayah DKI Jakarta, mulai dari bantaran Sungai Ciliwung di sekitar kantor Kemensos; kolong Tol Gedong Panjang, Pluit; dan terkini di kawasan Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin.

Selama blusukan dan berjumpa dengan pemulung atau tunawisma, Risma menjanjikan sejumlah hal, di antaranya perbaikan ekonomi, pendidikan, hingga tempat tinggal.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/06/18290101/ketika-pemprov-dki-heran-risma-temukan-tunawisma-di-sudirman-thamrin-saat

Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke