Pulau tersebut lokasinya dekat dengan titik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada 9 Januari 2021 lalu.
Warganet memperbincangkan tanda itu yang kemudian dimaknai sebagai permintaan tolong (save our soul, SOS).
Tak sedikit yang berasumsi bahwa tanda tersebut berasal dari penumpang pesawat yang selamat.
Jawaban Basarnas
Direktur Operasi Basarnas Brigjen Rasman MS awalnya mengatakan bahwa pihaknya belum menerima adanya informasi tentang hal tersebut.
"Sampai saat ini saya belum menerima informasi tersebut, belum menerima datanya nanti akan kita cek sesuai dengan informasi yang diberikan," kata Rasman di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (20/1/2021) pagi.
Namun Rasman menegaskan, pihaknya tidak pernah mendapatkan keterangan adanya korban yang selamat dari tragedi jatuhnya pesawat itu.
"Sampai saat ini tidak ada keterangan yang kita dapatkan bahwa ada penumpang yang hidup," tegasnya.
Menjelang sore, Rasman kembali membuat pernyataan. Ia menampik kabar adanya tanda SOS di Pulau Laki.
Pihaknya telah memeriksa lokasi tersebut dan tidak menemukan apa pun di sana.
"Enggak ada itu ya, tidak benar. Enggak ada tanda-tanda itu, sudah didatangi enggak ada," kata Rasman saat dihubungi Kompas.com, Rabu sore.
Menurut dia, bisa saja sinyal itu berasal dari Tim SAR yang memang berada di posko di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki.
"Jadi untuk yang tanda SOS tadi kita coba dalami ya, saya tidak mau berspekulasi apa yang ada di situ," ucap Rasman
"Karena itu, bisa saja teman-teman kita yang ada di situ. Jadi untuk diketahui tim penyelam kita ada yang berposko di Pulau Lancang dan Pulau Laki," sambungnya.
Tim SAR memang membuka posko di Pulau Laki dan Pulau Lencang.
Hal itu dilakukan agar para penyelam dan tim lainnya bisa lebih mudah melakukan pencarian dan evakuasi korban dan serpihan pesawat.
Google hapus ikon SOS di Pulai Laki
Tak lama berselang, rupanya tanda SOS tersebut sudah hilang dari Google Maps. Pihak Google sudah menghapus tanda tersebut.
"Kami telah menghapus ikon di lokasi tersebut dari Google Maps," jelas perwakilan Google Indonesia ketika dihubungi KompasTekno, Rabu.
Google menjelaskan, berbagai data yang ditemukan di Google Maps berasal dari berbagai sumber, termasuk penyedia pihak ketiga, sumber publik, dan kontribusi pengguna.
Karena itu, Google menyadari ada kemungkinan data tidak akurat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/21/05200061/tanda-sos-di-pulau-laki-basarnas-pastikan-hoax-hingga-dihapus-google