Salin Artikel

Sederet Fakta Sidang Lanjutan John Kei: Saksi Akui Disuruh Bunuh Nus Kei

Pada sidang kali ini, empat orang saksi dihadirkan untuk memberikan keterangan.

Mereka adalah Yoseph Tanlai, mantan anak buah John Kei; Richard Kalvin Rumatora, anak Nus Kei; Albert Rahakbau, kakak Yustus Corwing alias Erwin (korban yang tewas dibunuh oleh anak buah John Kei); serta Haerullah Umar, pengendara mobil yang melintas saat Erwin terbunuh.

Berikut adalah sederet fakta yang muncul dalam persidangan kemarin:

Anak buah john mengaku disuruh untuk bunuh Nus

Yoseph Tanlai, mantan anak buah John Kei, mengaku sempat diperintahkan John untuk membunuh Nus Kei.

"(John mengatakan) 'Kamu siap bunuh? Berani membunuh Nus Kei?' dengan berat hati saya katakan 'Siap'," kata Yoseph saat menjadi saksi dalam sidang, kemarin.

Menurut Yoseph, perbincangan terkait pembunuhan tersebut dilakukan pada Maret 2020.

Meski menjawab 'siap' saat diperintahkan John, dalam persidangan, Yoseph mengaku sebenarnya ia tidak terima dengan hal tersebut.

Oleh karenanya, Yoseph segera melaporkan instruksi tersebut kepada Nus Kei.

Kemudian, pada Juni 2020, Yoseph mengaku sempat terlibat dalam rapat bersama sekitar sepuluh orang anak buah John Kei.

Usai rapat, mereka bersama-sama pergi ke kediaman Nus untuk melakukan survei.

"Waktu survei itu, John bilang, 'Kalau Nus keluar, kita ikuti dia dari belakang, nanti satu mobil dari depan, satu mobil di tengah, satu mobil dari belakang, langsung kita rusak mobil Nus, lalu kita bunuh Nus'," kata Yoseph.

Yoseph juga sempat mendengar pernyataan John untuk menghabisi siapa pun yang menghalangi upaya pembunuhan Nus.

Selain melakukan survei ke kediaman Nus, Yoseph juga mengaku diperintahkan John untuk melakukan survei ke kediaman Erwin.

Menurut Yoseph, John juga telah menyiapkan senjata untuk membunuh Nus.

"John Kei siapkan pistol, tapi kalau anak-anak buahnya saya enggak tahu," kata Yoseph.

Selain Nus, Yoseph menyatakan bahwa ada empat orang lain yang menjadi target pembunuhan John.

Salah satunya adalah Yustus Corwing alias Erwin yang terbunuh pada 21 Juni 2020.

Yoseph mengaku bahwa kala itu ia merupakan anak buah John Kei.

Ia juga tinggal di kawasan Titian, berdekatan dengan tempat tinggal John Kei.

Namun, tak lama setelah perintah pembunuhan tersebut, Yoseph tak lagi tinggal di Titian sebab tak terima dengan adanya perintah pembunuhan Nus Kei.

John Kei perintahkan anak buah untuk tagih Rp 1 miliar ke Nus

Sebelum diinstruksikan membunuh Nus, Yoseph mengaku sempat diperintahkan John untuk menagih uang Rp 1 miliar kepada Nus Kei.

"Bulan Maret 2020, saya sama Igo (anak buah John Kei lainnya) pergi ke rumah Nus Kei, tapi yang bicara (untuk menagih) Igo saja, saya cuma mendampingi," jelas Yoseph.

Yoseph dan Igo dua kali menagih utang tersebut.

Pada kali pertama, Yoseph hanya bertemu dengan istri Nus karena Nus sedang berada di luar rumah.

Kali kedua, ia sempat bertemu Nus.

"John Kei suruh kami bawa Nus bertemu John, Nus tidak mau, dia bilang, 'Saya tahu watak John'," jelas Yoseph.

"Nus bilang juga, 'Itu (uang Rp 1 miliar) urusan saya sama John'," sambungnya.

Setelah itu, Yoseph dan Igo pulang dan melaporkan hal tersebut kepada John.

Tiga saksi lihat Erwin terkapar di jalan

Richard Kalvin Rumatora, Albert Rahakbau, dan Haerullah Umar adalah tiga orang saksi yang melihat Erwin di tempat kejadian perkara (TKP).

Ketiganya mengaku melihat Erwin terkapar di Jalan Duri Kosambi.

Namun, ketiganya mengaku tidak melihat langsung peristiwa pembacokan yang menewaskan Erwin tersebut.

Mereka datang ketika Erwin telah berlumuran darah.

"Saya lihat adik saya berlumuran darah, kemudian kami bawa ke rumah sakit," kata Albert dalam persidangan.

Hal serupa juga dinyatakan oleh Richard.

Sementara itu, Haerullah mengaku melihat sebuah mobil melindas Erwin.

"Saya lihat ada mobil yang menabrak orang. Orang itu duduk di tengah jalan, ditabrak tuh, dilindas dari depan," kata Haerullah.

"Saya tidak lihat pembacokan. Saya sedang melintas di Duri Kosambi," lanjutnya.

Anak Nus Kei dapat info John akan bunuh ayahnya

Richard Kalvin Rumatora menyatakan sempat mendapat informasi dari salah seorang anak buah John Kei terkait rencana pembunuhan John atas ayahnya.

"Sebelum kejadian (pembunuhan Erwin), saya komunikasi sama anak buah John, Felix Uro, saya ditelepon, katanya, 'Bilang ke Bapak (Nus) hati-hati, Bung John sudah mempersiapkan pembunuhan Bapak'," ujar Richard dalam persidangan, Rabu.

Selain itu, Richard mengaku mendapat informasi bahwa satu minggu sebelum kejadian pembunuhan Erwin, rumahnya diintai oleh anak buah John Kei.

"Satu minggu sebelum pembunuhan (Erwin), anak buah John datang ke rumah," ungkap Richard.

Hal tersebut diketahui Richard dari Nus Kei.

Nus sendiri mendapat informasi tersebut dari petugas keamanan di kompleks tempat tinggalnya.

"Bapak tahu dari security. Kami langsung keluar saat itu (mencari anak buah John), mereka sudah keburu pergi," jelas Richard.

Menurut Richard, anak buah John Kei sempat datang ke rumah tinggal yang ditempatinya sebanyak tiga kali.

Kuasa hukum anggap bukti belum kuat

Anton Sudanto, kuasa hukum John Kei, menyatakan bahwa bukti yang dihadirkan jaksa penuntut dalam persidangan belum cukup kuat untuk membuktikan kliennya terlibat dalam pembunuhan berencana.

Sebab, dari empat saksi yang dihadirkan dalam persidangan, hanya Yoseph yang menyatakan John ada sangkut pautnya dengan pembunuhan Erwin.

Menurut Anton, keterangan yang diberikan Yoseph juga belum kuat.

"Saksi ini konsisten dalam inkonsistensinya, ngomongnya juga berbelit-belit keterangannya," jelas Anton, Rabu.

"Kalau ada 1.000 saksi pun kalau memang hanya satu alat bukti tidak bisa dapat dipaksakan seseorang dipidana," lanjutnya.

Menurut Anton, tiga orang saksi kunci yang dihadirkan dalam sidang pekan lalu (24/2/2021) juga belum bisa membuktikan keterlibatan John dalam pembunuhan Erwin.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa John Kei harus bebas.

Untuk diketahui, John Kei kini terjerat kasus perencanaan pembunuhan dan pengeroyokkan.

Kronologi versi jaksa

Jaksa penuntut umum (JPU) mengungkapkan bahwa perkara terbunuhnya Erwin bermula ketika Nus Kei tidak mengembalikan uang yang dia pinjam kepada John Kei pada 2013.

Saat itu, Nus Kei meminjam uang Rp 1 miliar dan berjanji akan mengembalikannya dua kali lipat atau menjadi Rp 2 miliar dalam jangka waktu enam bulan.

Namun, saat tenggat waktu pengembalian uang tiba, Nus Kei tidak mengembalikan uang tersebut.

Kelompok Nus Kei malah menghina John melalui sebuah video live Instagram.

Mengetahui hal tersebut, John Kei bertemu Angkatan Muda Kei (Amkei) untuk membahas video tersebut.

Jaksa juga mengungkapkan bahwa John Kei sempat memberikan uang operasional anak buahnya sebesar Rp 10 juta, satu hari sebelumnya terbunuhnya Erwin, yakni 20 Juni 2020.

Kala itu, John Kei kembali membahas video penghinaan tersebut bersama beberapa anak buahnya.

"Dalam pertemuan itu, John Kei mengatakan, 'Besok berangkat tabrak dan hajar rumah Nus Kei,' dan arahan lain dari John Kei, yaitu 'Ambil Nus Kei dalam keadaan hidup atau mati. Jika ada yang menghalangi, sikat saja,'" kata jaksa membacakan dakwaan.

Keesokan harinya, 21 Juni 2020, anggota kelompok John Kei berkumpul di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, lalu berangkat ke daerah Duri Kosambi, Jakarta Barat; dan Green Lake, Tangerang.

Di Duri Kosambi, Erwin meninggal dunia setelah diserang oleh anak buah John Kei.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/04/09402521/sederet-fakta-sidang-lanjutan-john-kei-saksi-akui-disuruh-bunuh-nus-kei

Terkini Lainnya

Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Megapolitan
Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Megapolitan
Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Megapolitan
Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Megapolitan
Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Megapolitan
Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Megapolitan
Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di 'Jalanan'

Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di "Jalanan"

Megapolitan
Motor Warga di Medan Satria Bekasi Dicuri, Pelaku Beraksi Saat Siang Hari

Motor Warga di Medan Satria Bekasi Dicuri, Pelaku Beraksi Saat Siang Hari

Megapolitan
Warga Jaktim Bakal Kena Denda Maksimal Rp 50 Juta jika Ditemukan Jentik Nyamuk DBD di Rumahnya

Warga Jaktim Bakal Kena Denda Maksimal Rp 50 Juta jika Ditemukan Jentik Nyamuk DBD di Rumahnya

Megapolitan
Hasto Mengaku Tak Kenal dengan Orang yang Laporkan Dirinya ke Polisi

Hasto Mengaku Tak Kenal dengan Orang yang Laporkan Dirinya ke Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke