JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, empat terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat dan Condet, Jakarta Timur, memiliki peran masing-masing.
Empat terduga teroris inisial ZA (37), BS (43), AJ (46) dan HH (56) berperan mulai dari penyedia dana dan pembuat bom.
"Peran penting HH. Dia yang merencanakan bersama ZA. Hadir dalam pertemuan amaliah. Kemudian membiayai dan mengirimkan video teknis pembuatan kpd 3 tersangka lain," ujar Fadil di Polda Metro Jaya, Senin.
Adapun peran ZA membeli bahan baku bom setelah menerima kucuran dana. Dia juga yang membuat bom bersama BS.
"Kemudian AJ membantu ZA selama pembuatan bahan peledak. Dan bersama BS mengikuti pertemuan dalam rangka persipaan teror," kata Fadil.
Fadil mengungkapkan, penangkapan keempat terduga pelaku merupakan buntut adanya ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
"Berawal dari adanya bom di Katedral Makassar. Bapak Kapolri kemudian memerintahkan agar seluruh jajaran meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya dan ancaman teror," kata Fadil.
Adapun ledakan bom bunuh diri di depan gerbang Katedral Makassar terjadi pada Minggu (28/3/2021) pagi. Dua pelaku tewas.
Akibat serpihan bom, puluhan orang luka-luka di wajah, leher, perut, tangan, dan kaki. Pelaku laki-laki adalah L, sedangkan pelaku perempuan adalah istrinya, YSF.
Keduanya dinikahkan oleh terduga teroris bernama Rifaldy yang merupakan bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Rifaldy juga diduga terkait aksi serupa di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan.
L sempat meninggalkan surat wasiat untuk orangtuanya. Dalam surat itu, L berpamitan kepada orangtuanya dan mengaku siap mati syahid.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/29/19151381/4-terduga-teroris-ditangkap-di-bekasi-dan-condet-berperan-penyedia-dana