Tati baru-baru ini ditemui oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini saat sedang tidur di pinggir jalan kawasan Petojo, Jakarta Pusat.
Mensos Risma membujuk Tati untuk dibawa ke Balai Karya Mulya Jaya Jakarta.
Mengutip siaran pers Kemensos, Tati setuju dengan ajakan itu karena ia memang tak memiliki tempat tinggal. Di balai tersebut, Tati langsung menjalani registrasi dan asesmen.
Tati pun mengeluhkan soal mata kirinya yang sudah terasa sakit selama dua bulan terakhir. Tati pun langsung dibawa oleh petugas ke Poli Mata Rumah Sakit Harapan Bunda.
"Berdasarkan analisis dokter terdapat infeksi pada bola mata Tati yang diakibatkan cairan kimia yang tidak sengaja masuk ke mata dari cat silver yang setiap hari menutupi seluruh tubuhnya," ujar perawat Balai Karya Mulya Jaya Ihda Ulfia.
"Saran dokter, mata Tati harus segera diangkat melalui operasi agar tidak menyebar dan membahayakan kesehatannya," tambah Ihda.
Setelah dari rumah sakit, tim Kemensos pun membantu mencari keluarga Tati. Tati adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara.
Tati dan keluarganya pernah tinggal di salah satu tanah milik PT Kereta Api Indonesia di bilangan Jakarta Barat.
Namun, rumah itu mengalami kebakaran dan ibunda Tati meninggal. Sejak saat itu keluarga Tati berpencar hingga akhirnya Tati hidup seorang diri di jalanan.
Tim Kemensos pun akhirnya berhasil menemui kakak Tati, Yuni, yang tinggal di pinggiran kali dekat gedung Kementerian Agama.
Yuni pun berterima kasih kepada Kemensos yang bersedia membiayai operasi pengangkatan mata Tati.
"Saya berterima kasih kepada Kementerian sosial melalui Balai Mulya Jaya karena telah membantu adik saya untuk bisa dioperasi. Saya tidak punya uang untuk membayar operasinya sementara anak saya banyak masih kecil-kecil. Saya siap untuk mendampingi adik saya bila dibutuhkan," ujar Yuni.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/30/17360611/kisah-tati-si-manusia-silver-kehilangan-satu-mata-akibat-terinfeksi