Salin Artikel

Pemuda di Jakarta Meninggal Setelah Suntik Vaksin AstraZeneca, Kakak Almarhum: Tak Ada Penyakit Bawaan

"Jangankan seminggu sebelum vaksin, dua bulan sebelumnya juga sehat walafiat," kata Viki saat dihubungi, Senin (10/5/2021) petang.

Viki menyebut, Trio juga tidak memiliki penyakit bawaan.

"Saya tegaskan tidak ada. Kalau luka fisik ada pas kecil kesiram air teh di kulit," ujar Viki.

"Riwayat penyakit paling flu, radang tenggorokan, paling parah gejala tipus," lanjut Viki.

Kendati demikian, Viki mengakui, Trio terkadang sering pulang malam karena pekerjaan.

"Karena dia pekerja lapangan, terkadang dia pulang malam. Oleh sebab itu, saya menanyakan, sebelum divaksin, apa tidak dicek dulu tekanan darahnya?" tanya Viki.

"Kalau alasannya kecapekan ya, atau kurang tidur ya," imbuh dia.

Saat ini, keluarga masih menunggu pihak terkait untuk perkembangan lebih lanjut.

Viki mengatakan, meninggalnya Trio sudah dilaporkan oleh keluarga ke Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) sejak Kamis (6/5/2021).

Namun, Viki menyebut, respons Komnas KIPI masih nihil.

"Kalau kami enggak telepon, mereka enggak ada. Respons mereka nihil," kata dia.

Trio Fauqi meninggal dunia setelah satu hari disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca.


Viki mengatakan bahwa Trio divaksinasi pada Rabu (5/5/2021) dan mengembuskan napas terakhir keesokan harinya.

"Berdasarkan keterangan dokter (vaksinnya) adalah vaksin Astra Zeneca dan disuntikkan di Gelora Bung Karno," kata Viki.

Awalnya, pada Rabu sore, warga Buaran, Duren Sawit, Jakarta Timur itu pulang selepas kerja.

"Sekitar pukul 16.00 WIB atau 16.30 WIB, adik saya pulang ke rumah, seperti biasa pulang kerja lah," tutur Viki.

Namun, Trio mengeluhkan sesuatu. Trio menceritakan kepada keluarganya bahwa ia baru saja disuntik vaksin.

"Badannya tidak enak. Biasa lah ya meriang, demam, terus yang mengejutkan itu sakit kepala yang luar biasa. Sakit kepala yang enggak biasa dia rasakan," lanjut Viki.

Ibu Trio sempat menawarkan obat analgesik, tetapi Trio menolak lantaran takut.

"Pagi (keesokan) harinya, dia bangun, sahur, dan minta dibuatkan teh. Dia berinteraksi dengan keluarga, bahwa kepalanya makin sakit," kata Viki.

Trio sempat meminta adiknya untuk memijat. Namun, demamnya semakin tinggi.


"Sampai dia mengalami shock. Kemudian dia langsung jatuh dan dibawa ke rumah sakit," kata Viki.

Mengetahui bahwa Trio baru saja divaksin, pihak rumah sakit sempat menyarankan keluarga agar membawa Trio ke rumah sakit yang lebih besar.

"Tetapi dengan kondisi itu tidak memungkinkan, sudah panik," tutur Viki.

Akhirnya, ada dokter yang memeriksa denyut nadi dan mata Trio.

"Ditempel alat dan dinyatakan adik saya sudah meninggal dunia. Tepatnya pukul 12.30 WIB, hari Kamis," kata Viki.

Saat ini, pihak keluarga masih menunggu penjelasan dari pihak berwenang soal meninggalnya Trio.

Belum dipastikan efek vaksin

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari mengatakan, pihaknya belum mendapatkan cukup bukti untuk mengaitkan meninggalnya pemuda asal Jakarta dengan vaksinasi Covid-19.

“Komnas bersama Komda DKI sudah audit bersama pada Jumat yang lalu, dan internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi, Oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut,” kata Hindra dikutip dari laman resmi Kemenkes RI, Senin (10/5/2021).

Untuk diketahui, Komnas KIPI adalah lembaga kredibel dan independen yang memiliki fungsi dalam mengawasi pelaksanaan vaksinasi khusus untuk kejadian ikutan pasca imunisasi.

Hingga saat ini, berdasarkan data Komnas KIPI belum pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Dalam beberapa kasus sebelumnya, meninggalnya orang yang statusnya telah divaksinasi Covid-19 adalah karena penyebab lain, bukan akibat dari vaksinasi yang diterimanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/10/21443031/pemuda-di-jakarta-meninggal-setelah-suntik-vaksin-astrazeneca-kakak

Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke