Salin Artikel

Pemuda Asal Ciracas Bersepeda 1.100 Km Sambil Kibarkan Bendera Palestina dan Galang Dana

JAKARTA, KOMPAS.com - Maahir Abdullah (26) tergerak untuk menggelar aksi bela Palestina dengan bersepeda sejauh 1.100 kilometer dari Jakarta ke ujung timur Pulau Jawa, Banyuwangi.

Di belakang sepedanya tertancap sebuah tiang dengan bendera Palestina di atasnya.

Sembari bersepeda, pemuda asal Ciracas, Jakarta Timur, ini juga menggalang dana untuk disumbangkan kepada para korban kekerasan di Palestina.

Maahir tergerak untuk melakukan aksi tersebut setelah melihat peristiwa penyerangan Palestina oleh tentara Israel. Kekerasan tersebut memakan korban jiwa, dari mulai dewasa hingga anak-anak.

"Teman-teman banyak yang kasih saran melaksanakan penggalangan dana untuk Palestina dengan bersepeda," ujar Maahir kepada TribunJakarta.com, Rabu (2/6/2021).

Aksi tersebut dilaksanakan beberapa hari setelah pria tersebut merayakan Idul Fitri bersama keluarga di Ciracas.

Target mengumpulkan donasi Rp 100 juta

Maahir menargetkan untuk mengumpulkan donasi hingga Rp 100 juta.

Jika dalam setiap 1 km ada penderma yang menyumbang Rp 100.000, maka ia membutuhkan jarak sekitar 1.000 km untuk memenuhi target.

"Kalau satu miliar mungkin terlalu besar. Sempat terpikir (mengumpulkan) Rp 50 juta, tapi kekecilan. Akhirnya biar memacu semangat (dipatok) di Rp 100 juta," ungkapnya.

Maahir bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk menyalurkan dana kemanusiaan tersebut.

Dalam aksinya, Maahir tidak sendirian. Ia ditemani seorang rekannya dari komunitas sepeda Federal Ciracas, Ahmad Chaerudin.

Mereka bertolak dari kantor ACT Jakarta Timur di kawasan Pondok Bambu melewati rute Pantai Utara Jawa (Pantura).

Dalam perjalanan, Maahir bersepeda sambil membawa bendera Palestina sedangkan Ahmad membawa bendera ACT.


Perjalanan pulang

Perjalanan Jakarta-Banyuwangi mereka selesaikan dalam waktu 11 hari.

Sementara jumlah donasi yang terkumpul adalah sebesar Rp 71.960.449, atau kurang dari target awal.

Rencananya, mereka akan pulang bersepeda jika memenuhi target donasi. Karena masih jauh dari target, maka mereka memutuskan untuk pulang menaiki bus.

Bagi Maahir pribadi, rute bersepeda jarak jauh antara Jakarta - Banyuwangi bukan hal baru. Sebelumnya, ia pernah menjelajahi nusantara selama tiga tahun dengan bersepeda.

Namun, misi yang dibawakan Maahir kali ini merupakan hal baru. Ia merasa bangga bisa memberikan sedikit kontribusi bagi warga Palestina.

"Ada rasa bangga setidaknya, saya bisa berbuat kepada Palestina meski kecil," pungkasnya.

(Penulis: Satrio Sarwo Trengginas/ Editor: Muhammad Zulfikar)

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Kisah Pemuda Asal Ciracas Bersepeda 1.100 KM Sambil Kibarkan Bendera Palestina, Demi Aksi Mulia".

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/03/13561711/pemuda-asal-ciracas-bersepeda-1100-km-sambil-kibarkan-bendera-palestina

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke