Salin Artikel

Seberapa Genting Lonjakan Covid-19 di Jakarta? Ini Fakta dan Datanya...

"Jakarta memasuki fase yang amat genting," ujar Anies di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (13/6/2021).

Anies kemudian mengimbau warga Ibu Kota untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Dia bahkan memperingatkan warga untuk membatasi aktivitas di luar rumah.

"Ini adalah peringatan kepada kita semua, mari kita berjaga, mari kita kembali lebih disiplin. Saya ingin ingatkan pada semuanya, kita masih masa pandemi, usahakan di rumah," ujar Anies.

Anies juga memperingatkan situasi Covid-19 di Jakarta bisa tidak terkendali apabila jumlah pasien terus meningkat dan fasilitas kesehatan tidak mampu menampung pasien.

Pasalnya, hingga saat ini, keterpakaian tempat tidur pasien Covid-19 di Jakarta sudah mencapai 75 persen. Sementara itu, kasus aktif Covid-19 juga meningkat 50 persen dalam sepekan terakhir.

"Bila kita tidak melakukan tindakan, maka kita berpotensi menghadapi kesulitan karena fasilitas kesehatan mungkin akan menghadapi jumlah yang tak terkendali apabila pasien, apabila orang yang harus ditangani meningkat secara drastis," lanjut Anies.

Kasus Covid-19 di Jakarta Naik 300 Persen

Pernyataan mengenai situasi genting di Ibu Kota yang dilontarkan Anies bukan tanpa sebab.

Dilansir dari Kompas.id, berdasarkan catatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 11 Juni 2021, kasus Covid-19 di Jakarta naik 302 persen dalam 10 hari terakhir.


Penambahan kasus baru Covid-19 di DKI Jakarta selalu di atas 2.000 dalam empat hari terakhir. Pada 10 Juni 2021, ditemukan 2.096 kasus baru Covid-19 di DKI Jakarta.

Padahal sebelumnya, pada 8 dan 9 Juni 2021, penularan kasus masing-masing berada di angka 755 dan 1.371 kasus baru.

Lonjakan kasus kembali terjadi pada Jumat (11/6/2021), yakni ditemukan 2.293 kasus baru Covid-19. Kemudian pada Sabtu (12/6/2021), ditemukan 2.455 kasus baru penularan Covid-19. Jumlah kasus aktif di Jakarta juga naik 1.716 kasus.

Dengan pertambahan ini, jumlah kasus terkonfirmasi secara total di Jakarta hingga Sabtu kemarin adalah 445.302 kasus.

Ratusan klaster mudik dan keluarga

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia sebelumnya mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta disebabkan oleh aktivitas mudik dan silaturahmi saat libur Lebaran 2021.

Pasca-liburan Lebaran, yakni periode 21 Mei hingga 10 Juni, ditemukan 988 klaster keluarga dengan 2.008 orang terinfeksi Covid-19.

Sebanyak 1.070 kasus baru Covid-19 atau 51 persen dari temuan kasus berasal dari RT yang menerapkan micro-lockdown.

Selain itu, Dinkes DKI juga menemukan 19 kasus positif Covid-19 yang disebabkan oleh varian baru virus corona. Sebanyak 18 kasus ditemukan pada orang yang memiliki riwayat perjalanan luar negeri atau kasus impor, sedangkan satu kasus merupakan transmisi lokal.

Pasien Covid-19 di RS Wisma Atlet tembus 5.000 orang

Lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta juga terlihat dari keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.


Berdasarkan data terbaru pada Senin (14/5/2021) pukul 08.00 WIB, jumlah pasien di RS Wisma Atlet sudah mencapai lebih dari 5.000 orang. Artinya, jumlah pasien bertambah 192 orang dibanding Minggu kemarin.

Catatan Kompas.com, kenaikan jumlah pasien di RSD Wisma Atlet sudah terjadi sejak 18 Mei atau lima hari pasca-Lebaran Idul Fitri.

Saat itu, tercatat 900 pasien Covid-19 dirawat di RS Wisma Atlet dengan tingkat keterisian atau bed occupancy rate (BOR) hanya di angka 15,02 persen. Jumlah pasien yang masuk kemudian bertambah setiap harinya hingga BOR RS Wisma Atlet mencapai 83,8 persen.

Dari 5.994 tempat tidur yang disediakan, kini hanya tersisa 16,2 persen.

Koordinator Tenaga Kesehatan RSD Covid-19 Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin mengakui lonjakan jumlah pasien ini disebabkan masa libur Lebaran.

Banyaknya warga Ibu Kota yang pulang kampung atau saling berkunjung ke kerabat menyebabkan penularan virus corona semakin tak terkendali.

Arifin mengaku, pihaknya sudah mengantisipasi penuhnya RS Wisma Atlet dengan memiliki sekitar 2.000 tempat tidur cadangan.

Tempat tidur itu akan ditempatkan di kamar-kamar perawatan atau isolasi yang sudah ada. Jadi, satu kamar yang selama ini diisi dua tempat tidur nantinya akan diisi tiga tempat tidur.

"Nanti mungkin akan dipakai tiga bed. Jadi setiap ruangan ada yang tiga bed, ada yang dua bed," kata Arifin saat dihubungi, Sabtu (12/6/2021).


Jika penambahan bed itu belum cukup, pengelola RS Wisma Atlet juga berencana menggunakan tower 8 dan tower 9 di Wisma Pademangan. Selama ini, kedua tower itu digunakan untuk karantina WNI yang baru kembali dari luar negeri.

Kasus Covid-19 sempat melandai pada Februari dan Maret

Lonjakan kasus Covid-19 pasca Lebaran berbanding terbalik dengan kondisi Jakarta pada bulan Februari dan Maret.

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta cenderung menurun pada bulan Februari hingga Maret. Berdasarkan grafik di situs resmi corona.jakarta.go.id, kasus Covid-19 Jakarta mencapai puncak tertinggi pada 7 Februari 2021.

Saat itu, ada penambahan 4.213 kasus baru Covid-19 di Ibu Kota. Kasus aktif mencapai 26.000. Namun, setelah itu, kasus Covid-19 di Jakarta terus mengalami penurunan.

Pada awal Maret, penambahan kasus harian sudah mulai menyentuh sekitar 2.000 kasus per hari. Kasus aktif juga turun drastis ke angka 8.000 kasus dengan banyaknya pasien yang sudah dinyatakan sembuh.

Selama bulan Maret hingga awal April 2021, kasus Covid-19 di Jakarta terus menurun.

Kasus Covid-19 di Jakarta memasuki titik terendah pada 30 Maret, yakni hanya ada 384 kasus baru. Kasus aktif juga menurun hingga ke angka 6.944.

Memasuki awal April, angka penambahan kasus harian Covid-19 kembali meningkat, tetapi masih di kisaran 1.000 orang, yakni 1.337 pada 1 April dan 1.240 pada 2 April.

Penurunan kasus Covid-19 juga berdampak pada turunnya tingkat keterisian tempat tidur isolasi Covid-19 di rumah sakit rujukan Covid-19.


Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada 7 Maret 2021, jumlah kapasitas tempat tidur isolasi di Ibu Kota sebanyak 8.256 dan telah terpakai 4.922 tempat tidur.

Sementara itu, pada 21 Maret 2021, kapasitas tempat tidur isolasi di Jakarta sebanyak 7.863 bed dan telah terisi 4.258 tempat tidur, sehingga persentase keterisiannya sebesar 54 persen.

Kondisi serupa terjadi pada keterisian tempat tidur ICU di rumah sakit rujukan Covid-19. Pada 7 Maret 2021, jumlah tempat tidur ICU bagi pasien Covid-19 sebanyak 1.148 dan terpakai 755 tempat tidur, sehingga tingkat keterisiannya sebesar 66 persen.

Pada 21 Maret 2021, tingkat keterisian tempat tidur ICU bagi pasien Covid-19 diklaim menurun menjadi 59 persen. Dari total 1.142 tempat tidur yang tersedia, 674 di antaranya telah terisi.

Saat ini, DKI Jakarta kembali menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Anies mengatakan akan membahas perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro nanti malam.

"Nanti malam jam 19.00 akan ada rapat koordinasi dipimpin oleh Bapak Menko Perekonomian, nanti kami akan membahas bersama nanti malam," kata Anies dalam keterangan suara, Senin (14/6/2021).

Anies pun kembali mengingatkan warga Ibu Kota untuk beraktivitas lebih banyak di rumah dan tidak keluar rumah apabila tidak memiliki keperluan mendesak.

"Jadi saya ingin mengajak kepada seluruh masyarakat bahwa kita masih dalam kondisi pandemi. Artinya tinggallah di rumah kecuali untuk kebutuhan yang urgent, untuk kebutuhan mendasar, selebihnya tinggallah di rumah," tutur Anies.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/14/16052941/seberapa-genting-lonjakan-covid-19-di-jakarta-ini-fakta-dan-datanya

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke