Salin Artikel

Vaksinasi Covid-19 di Puspemkot Tangerang Timbulkan Kerumunan, Ini Penjelasan Pemkot

Warga yang mengantre hendak mendaftarkan diri sebelum disuntik di Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang, Banten.

Pemkot Tangerang menargetkan 5.000 orang akan menerima vaksin pada hari ini.

Posisi Gedung MUI Kota Tangerang berada tak jauh dari Puspemkot Tangerang dan Masjid Raya Al-Azhom.

Sekretaris Daerah Kota Tangerang Herman Suwarman menyebutkan, antrean warga yang sebelumnya menumpuk di Gedung MUI telah diatur.

Warga diatur untuk mengantre hingga di lahan Masjid Al-Azhom.

Lokasi Gedung MUI Kota Tangerang dan masjid tersebut bersebelahan dan halamannya menjadi satu.

"Ini kami lagi jaga supaya tidak ada kerumunan. Kami pecah dua dengan Al-Azhom," ucap Herman saat ditemui, Selasa.

Menurut dia, penumpukan terjadi lantaran banyak peserta vaksinasi yang datang tak sesuai jadwal.

"Masyarakat kan dibilang per termin, ada yang pagi dan siang. Ternyata yang siang datang semua. Jadinya bertumpuk, padahal sudah diatur," papar Herman.

"Yang sudah terlanjur datang, dia akan tetap dilayani, cuma dipilah dulu," sambung dia.

Pantauan Kompas.com sekitar pukul 10.40 WIB, antrean peserta vaksinasi mengular dari loket pendaftaran di sisi selatan Gedung MUI hingga ke jalan raya di depan gerbang Masjid Al-Azhom.

Tampak ratusan warga berdiri dan mengantre untuk mendaftarkan diri di tengah panasnya terik matahari.

Tampak pula sebagian orang yang memilih untuk mengantre sambil duduk lantaran tak sanggup untuk berdiri.

Antrean yang mengular itu diperkirakan mencapai 200 meter.

Walaupun antrean telah dibagi, tetapi penumpukan peserta vaksinasi masih terlihat di loket pendaftaran.

Penumpukan di loket itu tampak tidak dapat diurai meski terdapat belasan petugas dari TNI-Polri dan Satpol PP Kota Tangerang di lokasi.

Kerumunan peserta vaksinasi Covid-19 massal itu terjadi sejak sekitar pukul 08.45 WIB.

Padahal, Wakil Presiden Maruf Amin dijadwalkan meninjau proses vaksinasi di lokasi tersebut hari ini.

Salah seorang warga bernama Harry mengaku sudah berdiri di loket pendaftaran sejak pukul 08.45 WIB.

"Udah antre kurang lebih 15 menit. Saya enggak tahu ini loket pendaftarannya ada berapa, tapi kayaknya cuma ada satu," kata dia saat ditemui.

"Emang ini yang mau divaksin di Puspemkot harus daftar dulu. Disuruh bawa form vaksinasi yang didapat dari kelurahan. Kalau udah daftar, baru bisa masuk," sambung Harry.

Warga lainnya, Dini, mengatakan, informasi yang dia terima, sebenarnya waktu pendaftaran sudah dibagi per kecamatan. Hal itu untuk mencegah penumpukan warga.

"Tapi orang-orang dari kecamatan lain ikut antre, padahal belum boleh daftar. Makanya numpuk," sambungnya.

Dini memilih menunggu di depan Gedung MUI Kota Tangerang karena tidak ingin berada di tengah kerumunan.

Menurut dia, petugas tidak memberi penegasan kepada warga untuk menjaga jarak.

"Saya kan enggak mau dempet-dempetan. Niatnya mau divaksin, kok malah dempet-dempetan," sebut Dini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/15/11552291/vaksinasi-covid-19-di-puspemkot-tangerang-timbulkan-kerumunan-ini

Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke