Ridho diketahui merupakan seorang pelajar asal Pulau Harapan Kepulauan Seribu.
Komandan KRI Sembilang-850 Mayor Laut (P) Nanang Khunaifi mengatakan, Ridho pertama kali ditemukan saat sedang melakukan patroli.
Nanang menyebutkan, KRI Sembilang-850 sedang melaksanakan patroli keamanan laut di perairan Barat Laut Pulau Laki sekitar pukul 08.30 WIB.
“Melalui juru pengawasnya melihat kontak visual benda terapung di haluan lambung kiri dengan jarak 100 meter. Setelah mendekat kurang lebih jarak 50 meter, terlihat sosok seseorang sedang terapung-apung," jelas Nanang dikutip dari Tribunnews.
Komandan KRI SBL-850 kemudian menurunkan sejumlah tim dan perahu sekoci untuk melakukan pertolongan dan evakuasi.
Ridho disebut berusaha mempertahankan daya apungnya dengan berenang tanpa arah.
Di sekliling Ridho tak ada daratan.
“Oleh tim rescue dinaikkan ke atas sekoci selanjutnya dibawa menuju KRI Sembilang-850 untuk dilaksanakan pertolongan pertama,” ungkap Nanang.
Berdasarkan keterangan Ridho, ia telah mengapung selama tiga jam di perairan Kepulauan Seribu.
Ia mengatakan, Ridho terjatuh saat naik speed boat penyeberangan dari Kronjo Banten saat pulang menuju Pulau Harapan.
"Korban diantarkan menuju Pos TNI Angkatan Laut (Posal) Untung Jawa yang selanjutnya dipertemukan dengan keluarganya," kata Nanang.
Panglima Koarmada I, Laksda TNI Abdul Rasyid K mengapresiasi kinerja prajuritnya yang hadir dan memberikan manfaat kepada masyarakat pengguna laut.
Abdul Rasyid mengatakan bahwa kehadiran unsur patroli TNI AL secara rutin di perairan Indonesia, selain dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut juga untuk menjamin keselamatan dan keamanan para pengguna laut termasuk kegiatan SAR seperti ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/20/07351251/jatuh-dari-speed-boat-dan-terapung-3-jam-di-perairan-kepulauan-seribu