Dilansir dari Warta Kota, Rahmat mengatakan jumlah biaya insentif yang belum dibayarkan tersebut sebesar Rp 19 miliar. Angka tersebut merupakan insentif nakes pada periode tugas Januari-Mei 2021.
Sementara, untuk pembayaran insentif pada tahun 2020, ungkap dia, telah rampung dibayarkan.
"Tahun lalu, pemerintah melalui Dinkes sudah membayar sampai dengan Desember, yang Januari sampai Mei ini belum," kata Rahmat Effendi saat dikonfirmasi Warta Kota, Sabtu (24/7/2021).
Rahmat Effendi mengatakan pembiayaan nakes ini diakuinya berat bagi pemerintah daerah.
"Nah ternyata tidak semua insentif nakes dibiayai oleh (pemerintah) pusat, ternyata ada yang dikembalikan ke daerah. Nah yang dikembalikan ke daerah, ini kan jadi berat posisinya," kata Rahmat.
Ia beralasan, pihaknya saat ini belum memiliki anggaran dan sedang berupaya mencari solusi.
"Untuk pembayaran insentif nakes yang sekarang, kita belum memiliki anggaran, mudah-mudah nanti bisa dibayarkan," tuturnya.
Meski demikian, Rahmat mengatakan tidak semua nakes akan mendapatkan insentif.
"Dana insentif nakes pun juga harus dipilah, tidak semuanya dapat," kata dia lagi.
Besaran insentifnya pun berbeda-beda untuk setiap nakes. Menurutnya, hal ini disesuaikan dengan tupoksi masing-masing.
"Wah besar (nilai insentif), dokter itu ada yang Rp 15 juta, kali kalau setahun itu besar, makanya gede nilainya," ucap dia.
Berita ini sudah tayang sebelumnya dalam artikel Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Akui Belum Bayar Insentif Tenaga Kesehatan Rp 19 Miliar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/25/00061561/tak-punya-uang-pemkot-bekasi-belum-bayar-insentif-nakes-januari-mei-2021