Jusuf merupakan Dewan Pembina Krematorium Cilincing, Jakarta Utara, yang dimiliki oleh mendiang sang kakak.
Dia lah yang mendorong pengurus krematorium untuk membuka layanan bagi pasien Covid-19 dengan tarif yang sewajarnya.
Jusuf menyebut, dia ingin membantu warga yang sedang mengalami kemalangan akibat pandemi Covid-19 tanpa membedakan agama.
"Islam itu rahmatan lil alamin, mereka mungkin tidak seagama dengan saya, tapi sebangsa, setanah air sama kita jadi wajib kita jaga," ucap Jusuf.
Pria berdarah Tionghoa ini dikenal sebagai sosok yang taat beragama dan kerap melakukan berbagai aksi sosial.
"Kalau ada yang bilang karena saya muslim, saya tidak boleh membantu mereka yang digilas oleh kartel kremasi, menurut saya tidak wise lah," tambahnya.
Meski demikian, Jusuf menegaskan bahwa dirinya tidak berperan langsung dalam mengelola krematorium tersebut.
Berlandaskan Pancasila, Jusuf merasa terdorong untuk bisa membantu semua lapisan masyarakat Indonesia.
"Selain itu negara juga punya Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab, jadi keadilan bagi sleuruh rakyat Indonesia," ucap Jusuf.
"Saya enggak punya usaha krematorium tapi usaha itu punya almarhum kakak saya. Saya hanya pas ada momen kemanusiaan saya memanfaatkan itu," lanjutnya.
Saat mendengar adanya kabar tentang kartel krematorium, hatinya tergerak untuk menghubungi pengurus krematorium.
Hingga akhirnya pada 19 Juli 2021 Krematorium Cilincing membuka layanan bagi jenazah pasien Covid-19 dengan harga Rp 7 juta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/27/15152971/perangi-kartel-krematorium-jusuf-hamka-sebangsa-setanah-air-wajib-kita