Salin Artikel

Sampah Menumpuk di Kali Sipon, Timbulkan Bau Tak Sedap hingga Berasal dari Pedagang di Bibir Sungai

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Minggu kemarin, tumpukan sampah menyangkut di jembatan kecil yang bernama jalan KH Mualim Saim.

Kemudian, dari pantauan pada Senin pukul 11.30 WIB, tumpukan sampah itu telah dibersihkan petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang.

Saat ini, air sudah dapat mengalir di Kali Sipon meski secara perlahan. Kendati semikian, masih tercium bau tak sedap dari kali tersebut.

Sayang, tak lama setelahnya, masih ada beberapa pedagang yang membuka lapak di bibir Kali Sipon dan membuang sampah di kali tersebut.

Sejumlah pedagang itu berjualan tak jauh dari lokasi sampah itu menyangkut.

Mereka dengan mudahnya membuang makanan sisa ataupun botol plastik bekas di Kali Sipon.

Di bibir Kali Sipon tampak sejumlah lokasi yang dijadikan tempat pembuangan sampah ilegal oleh para pedagang. Tempat pembuangan sampah ilegal tersebut tampak tidak terurus.

Karena terlalu mepet dengan bibir Kali Sipon, tumpukan sampah itu ada yang berceceran ke kali.

Pengakuan pedagang

T (55), seorang pedagang di Kali Sipon, mengaku kerap membuang sampah di tempat pembuangan ilegal yang kebetulan terletak tepat di sebelah lapaknya.

Adapun lapaknya berada tepat di bibir Kali Sipon dan terletak tidak jauh dari tumpukan sampah yang menyangkut.

"Kalau buang sampah emang di sini," katanya saat ditemui, Senin.

Menurut dia, pedagang maupun warga atau pengendara yang lewat memang kerap membuang sampah di beberapa tempat pembuangan sementara yang berada di bibir Kali Sipon.

"Emang sering kalau ada yang lewat terus tiba-tiba buang sampah di sini (pembuangan sampah ilegal)," tutur dia.

Kata T, sampah di tempat pembuangan sampah ilegal itu memang mudah tertiup angin dan masuk Kali Sipon.

Dia sendiri sebenarnya mengeluhkan kotornya tempat pembuangan sampah itu.

"Ya tapi mau gimana lagi, namanya juga cari uang," ucap T.

Pembersihan sampah

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, petugas Dinas PUPR Kota Tangerang telah membersihkan tumpukan sampah itu pada Senin pagi.

"Sudah dibersihkan pagi ini sekitar jam 08.00 WIB. Kurang lebih tadi yang ngebersihin 50 orang," papar petugas yang enggan disebut namanya saat ditemui, Senin.

Sampah yang terhalang itu lantas diangkut menggunakan dua truk besar ke tempat pembuangan akhir (TPA) Rawa Kucing, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.

Katanya, sampah menumpuk di bawah jembatan itu karena terhalang oleh ranting pohon yang tersangkut di antara dinding Kali Sipon.

Kemudian, hujan dengan insensitas tinggi yang terjadi pada Minggu kemarin menyebabkan sampah di sepanjang Kali Sipon mengalir ke arah jembatan tersebut.

"Nah karena hujan kemarin, sampah-sampahnya ngalir terus numpuk di sini," tutur petugas.

Dia mengakui bahwa sampah di Kali Sipon salah satunya berasal dari pedagang yang berada di sekitar kali tersebut.

"Ya salah satunya emang dari pedagang di sini," katanya.

Pengakuan petugas yang bersihkan Kali Sipon

Sekitar pukul 11.00 WIB pada Senin, ada sekitar sembilan petugas yang membersihkan Kali Sipon di dekat Jalan Permata Raya, Kelurahan Poris Plawad Utara, Kecamatan Cipondoh.

Dahlan, seorang petugas, mengaku membersihkan Kali Sipon setiap harinya.

Sampah yang sering ditemukan di kali tersebut adalah botol plastik.

"Kalau yang paling aneh ya itu sih pembalut ya sama popok. Ada popok bayi sama popok orang dewasa juga," kata Dahlan saat ditemui, Senin.

Setiap harinya, petugas kebersihan dapat mengangkut lebih dari satu ton sampah dari Kali Sipon.

Di satu sisi, kata Dahlan, petugas yang membersihkan Kali Sipon di Kelurahan Cipondoh dan Kelurahan Poris Plawad Utara adalah tim yang berbeda.

"Yang ngebersihin di sini ya tim sendiri. Di sana yang kemarin numpuk itu tim yang berbeda," ucapnya.

Dahlan enggan menduga orang yang kerap membuang sampah sembarangan di kali tersebut.

Meski demikian, dia berharap bahwa tak ada lagi orang yang membuang sampah di Kali Sipon.

"Semoga saja enggak ada lagi ya yang buang sampah di sini," harap Dahlan.

Saat sampah masih menumpuk

Tumpukan sampah itu menyangkut di jembatan kecil yang dibangun agar warga setempat dapat menyeberangi kali tersebut.

Akan tetapi, keberadaan jembatan itu menjadi penyebab sampah-sampah itu tersangkut.

Sampah yang tersangkut di sisi barat laut jembatan itu terdiri dari botol plastik, sayuran, makanan sisa, tempat makanan berjenis styrofoam, kayu, dedaunan, bungkus rokok, dan lainnya.

Bau tak sedap menyerbak dari tumpukan sampah tersebut.

Jika dihitung, tumpukan sampah itu memiliki panjang sekitar 10 meter. Lebarnya tentu mengikuti lebar kali tersebut, kurang lebih 3-3,5 meter.

Berbagai jenis ampah tak hanya memenuhi kali itu saja, melainkan ada juga yang bertengger di kedua sisi bibir Kali Sipon.

Bahkan, sampah di bibir kali tampak dikerubungi berbagai lalat.

Namun, tampaknya warga sekitar sudah terbiasa dengan pemandangan tersebut.

Baik pengendara yang melintas, pedagang, ataupun warga sekitar, tampak tidak terganggu dengan keberadaan tumpukan sampah itu.

Padahal, bibir Kali Sipon yang berdekatan dengan tumpukan itu dijadikan tempat berjualan oleh warga.

Berbagai penjual menempati bibir kali, mulai dari penjual makanan hingga pakaian.

Mereka tampak tidak terganggu dengan bau ataupun keberadaan sampah itu sendiri.

Sementara itu, pada sisi yang berlawanan dengan tumpukan sampah atau di sisi tenggara jembatan hanya ada sedikit sampah yang lambat laun mengalir di Kali Sipon.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/30/17422811/sampah-menumpuk-di-kali-sipon-timbulkan-bau-tak-sedap-hingga-berasal-dari

Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke