Salin Artikel

Cerita Penumpang Tempuh 2 Hari 2 Malam dari Yogya ke Padang Naik Bus karena Pesawat Harus Tes PCR

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sempat mengeluarkan aturan persyaratan wajib menunjukan hasil tes negatif Covid-19 dengan PCR bagi penumpang pesawat.

Kebijakan tersebut nyatanya membuat masyarakat yang hendak melakukan perjalanan, kembali menyusun ulang strategi perjalan terbaik dan terhemat dengan menengok moda transportasi lain.

Pasalnya, biaya tes Covid-19 menggunakan PCR lebih mahal dari tes Covid-19 lainnya, seperti rapid test antigen. Hal ini membuat calon penumpang harus merogoh kocek ekstra di luar harga tiket moda transportasi itu sendiri.

Demi menghemat biaya, calon penumpang beralih dari pesawat ke moda transportasi lain seperti bus.

Seperti halnya, Sari (50) warga Bantul, Yogyakarta, yang lebih memilih menumpang bus dari Yogyakarta menuju Kalideres, Jakarta Barat, lalu dilanjutkan menuju Padang, Sumatera Barat. Ia bahkan harus rela melakukan transit selama seharian.

"Saya berangkat Selasa malam dari Yogyakarta, tiba di Kalideres jam 03.00 subuh. Lalu bus tujuan Padang berangkat jam 15.00 WIB. Jadi saya di sini (terminal Kalideres) 12 jam," jelas Sari saat sedang bersantai di ruang tunggu Terminal Kalideres, beberapa waktu lalu.

Sari mengaku rela menempuh total waktu perjalan hingga dua hari dua malam menuju Padang, setelah memperhitungkan ongkos tiket dan biaya tes Covid-19 antara menumpang pesawat dengan bus.

"Alasannya karena pesawat kemarin wajib PCR. Jadinya kami pilih naik bus saja lah. Soalnya lumayan ongkos total pesawat kalau berdua dengan suami," kata Sari.

Pilihan ini diakuinya cukup sulit, sebab ia baru pertama kalinya pulang kampung dengan menumpang bus, sejak 20 tahun terakhir.

"Saya terakhir naik bus itu tahun 2001. Biasanya dari Yogyakarta selalu naik pesawat untuk mudik. Kadang menuju bandara di Medan atau Padang, tergantung ketersedian dan harganya," jelas dia.

Menjalani perjalanan panjang ini, Sari bercerita perhitungan biaya menumpang bus yang ia duga lebih hemat, bisa saja salah. Sebab, ia baru menyadari, ada sejumlah biaya tak terduga yang dibutuhkan selama perjalanan dan momen transit.

"Biaya makannya ternyata mahal. Biaya bolak-balik ke toilet saja sudah berapa. Kalau ditotal, sama saja naik pesawat pakai PCR," ujar Sari sambil terkekeh.

Terkait aturan pemerintah menyoal persyaratan perjalanan, Sari berharap pemerintah bisa lebih bijak dalam membuat aturan. Sebab, setibanya di Jakarta, ia mendengar kabar bahwa penumpang pesawat tidak lagi diwajibkan tes Covid-19 dengan PCR.

Hal ini tentunya membuat Sari jengkel. Sebab, ia sudah terlanjur memilih konsep perjalanan yang lebih memakan tenaga dan waktu.

"Itu semua karena PCR, peraturan juga ganti-ganti seenaknya dan dadakan. Selain mahal, ini menyulitkan masyarakat," jelas dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/04/10025401/cerita-penumpang-tempuh-2-hari-2-malam-dari-yogya-ke-padang-naik-bus

Terkini Lainnya

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Megapolitan
Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang

Megapolitan
Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Megapolitan
Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Megapolitan
Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Megapolitan
Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Megapolitan
Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Megapolitan
Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Megapolitan
Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Megapolitan
Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di 'Jalanan'

Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di "Jalanan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke