Pada 2022, kata Ida, anggaran sumur resapan sudah dicoret karena dinilai tidak efektif mengatasi banjir.
"2022 tidak kami anggarkan. Kalau memang hasilnya bagus kajiannya, kami anggarkan kembali di 2023. Kalau memang tidak, ya tidak perlu kami anggarkan," kata Ida saat dihubungi melalui telpon, Minggu (5/12/2021).
Politikus PDI-P itu meminta proyek sumur resapan dievaluasi secara menyeluruh, termasuk titik-titik sumur resapan yang mengundang kontroversi seperti di Jalan Lebak Bulus III, Cilandak, Jakarta Selatan.
"Harapan saya dinas atau pihak ketiganya harus membuat pengganti sumur resapan yang ditutup (aspal), non-APBD! Jangan minta tambah uang," kata Ida.
Sebagai informasi, deretan sumur resapan yang berada di Jalan Lebak Bulus diaspal setelah ambles.
Pantauan Kompas.com, Sabtu (4/12/2021), pengaspalan jalan dilakukan sepanjang 50 meter dan menutup sumur resapan yang dibuat.
Setelah ditutup, sejumlah pekerja proyek kembali melubangi tutup sumur resapan yang sebelumnya tertutup oleh aspal.
Kontroversi sumur resapan juga pernah terjadi saat proyek tersebut dibangun di samping Kanal Banjir Timur (KBT).
Ketua Forum Warga Jakarta Azas Tigor Nainggolan menilai pembangunan sumur resapan di samping KBT hanya efektif menyerap anggaran tetapi tidak efektif menyerap air hujan.
Sebab, air hujan disebut bisa langsung dialirkan ke KBT tanpa harus ditampung di sumur resapan.
"Ini tidak efektif, karena jaka sembung enggak nyambung," kata Tigor.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/05/18254581/dprd-dki-ancam-coret-anggaran-proyek-sumur-resapan-2-tahun-berturut-turut