Salin Artikel

Ketua DPRD Berulang Kali Marah karena Tingkah Pejabat DKI, Gebrak Meja hingga Bentak Pembuat Soal "Anies Diejek Mega"

Pria yang akrab disapa Pras itu tidak hanya sekali terlihat geram. Catatan Kompas.com, setidaknya ada empat momen yang terekam saat Pras meluapkan emosinya.

Pertama kali saat politikus PDI-P ini meninjau sisi selatan Monumen Nasional (Monas) yang sejumlah pohonnya dibabat habis Pemprov DKI Jakarta dengan alasan revitalisasi.

Sisi selatan Monas kemudian dibeton. Pras pun bertanya-tanya, mengapa daerah resapan air di Monas penuh dengan beton.

"Yang saya dengar ini buat serapan masih bisa, tapi ini beton! Kenapa dibeton? ini kan buat serapan air dan ini jalur hijau," kata Pras, 27 Januari 2020.

Pras saat itu juga menyinggung masalah izin revitalisasi Monas karena Pemprov DKI baru mengajukan izin ke pemerintah pusat setelah proyek berjalan.

"Izin ada? Izin ini kan enggak hanya DKI. Karena ketok anggaran di DPRD, revitalisasi Monas enggak begini," kata dia.

Pras juga sempat mengancam apabila tak ada penjelasan mendasar terkait program tersebut, maka beton yang dipasang akan dibongkar dan dikembalikan seperti sedia kala.

"Ini kan harusnya pohon semua! Jangan sampai yang kayak begini nanti dibongkar juga semua," ucap dia.

Masalah penyelenggaraan Formula E di Monas

Kemarahan Pras juga terekam saat rapat bersama Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta yang saat itu dijabat Iwan Hendry Wardhana pada 19 Februari 2020.

Pras mencecar Iwan lantaran merahasiakan hasil rekomendasi Tim Sidang Pemugaran (TSP) terkait penyelenggaraan Formula E di Monas.

"Pak Iwan kalau bicara di media hati-hati. Pak Iwan tahu pemda enggak? Tahu? Ada apa saja di pemerintahan daerah? Tolong, tolong dijawab!" ujar Pras saat itu.

Ketua DPRD DKI dua periode itu meminta Iwan menarik ucapannya ke publik yang menyatakan rekomendasi TSP terkait Formula E di Monas bersifat rahasia dan tidak perlu diketahui publik.

"Kok ucapannya Bapak sebegitu hebatnya di media seakan-akan ini urusan perut Bapak sendiri. Tolong ucapan itu tarik di depan mata saya," ujar Pras.

Sepekan sebelum dicecar Pras, Iwan memberikan pernyataan kepada awak media bahwa apa yang diputuskan oleh TSP tidak perlu diungkapkan ke awak media.

"Ini dapur kami. Dapur kami, jangan Anda lihat bahannya apa saja. Ini dapur, dapur saya, apa yang kami bahas masa detailnya mau diomongin," kata Iwan.

Prasetio juga memperingatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyelesaikan urusan administrasi perizinan Formula E, yang saat itu direncanakan di Monas, dengan baik dan benar.

Pasalnya, dalam surat yang dikirimkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada Menteri Sekretaris Negara yang juga Ketua Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka Pratikno, tertulis bahwa sudah ada rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta terkait penyelenggaraan Formula E 2020 di Monas.

Namun, hal itu kemudian dibantah oleh anggota TACB Mundardjito. Pemprov DKI belakangan justru mengatakan bahwa rekomendasi itu dari TSP, bukan dari TACB.

"Tolonglah buat surat yang betul. Saya sebagai pimpinan (DPRD DKI) tidak menolak loh adanya Formula E awalnya. Lu sebagai anak buahnya Gubernur kasih tahu kalau ada Gubernur. Ada salah, kasih tahu," kata Prasetio sambil menggebrak meja.

Bentak guru yang membuat ujian dengan nama tokoh politik

Pras juga pernah membentak-bentak seorang guru SMP 250 Cipete bernama Sukirno yang membuat soal ujian sekolah menggunakan nama Anies dan Mega.

Sukirno saat itu membuat soal "Anies selalu diejek Mega" dalam soal ujian sekolah.

Pras meminta penjelasan sembari membentak-bentak mengapa dua nama tokoh politik itu muncul dalam soal ujian.

"Kenapa Bapak (Sukirno) punya insting Pak Gubernur Anies dan Bu Mega? Apa yang di otak Bapak sih, buat soal seperti itu? Bapak kan seorang guru, apa di otak, di benak Bapak?" kata Pras di ruang rapat Komisi E DPRD DKI Jakarta, 15 Desember 2020.

Pras beberapa kali membentak Sukirno untuk meminta penjelasan. Setelah sedikit dijelaskan Sukirno, Pras kembali naik pitam.

Dia memotong penjelasan Sukirno sembari membentak, mempertanyakan nama tokoh yang muncul di soal ujiannya.

"Kenapa Bapak punya pemikiran? Sekali lagi sebagai pembanding Pak Anies dan Bu Mega?" kata dia.

"Kenapa Enggak Udin sama Otong?" tanya Pras.

Pras meminta agar Sukirno memberikan contoh yang baik karena berprofesi sebagai guru.

"Seorang guru lho Bapak, kalau memberikan contoh ya contoh yang baik. Ini (nama Mega) Presiden kelima Pak! jangan begitu!" ucap dia.

Sukirno kemudian meminta maaf karena telah membuat soal yang dianggap publik memuat nama Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Gubernur Anies Baswedan.

Dia juga menyampaikan penyesalannya.

"Saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas opini yang berkembang di masyarakat yang tidak menyenangkan kepada masyarakat DKI dan Indonesia," ujar Sukirno di Gedung DPRD DKI Jakarta, 16 Desember 2020.

Gebrak meja sebut pinjaman Ancol hamburkan uang rakyat

Kemarahan Pras kembali terlihat saat rapat kerja bersama direksi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dan Bank DKI.

Dia beberapa kali menggebrak meja, menanyakan perihal pinjaman Ancol senilai Rp 1,2 triliun ke Bank DKI yang dia nilai hanya menghambur-hamburkan uang.

"Jangan mengumbar-umbar uang yang tidak perlu. Kalau bicara Ancol saya dulu pembela Ancol kok!," kata Pras.

Dia juga mengancam, jika pinjaman tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan Formula E, maka dia tak segan untuk melaporkan hal tersebut ke Bareskrim Polri.

"Kalau itu uang pinjam ke Bank DKI Rp 1,2 triliun (digunakan) buat trek Formula E, gue akan laporkan! Saya sebagai pimpinan Dewan kalau di sini, saya laporkan ke Bareskrim, pasti!" kata Pras.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/29/10483911/ketua-dprd-berulang-kali-marah-karena-tingkah-pejabat-dki-gebrak-meja

Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke